HARIAN MERAPI - Musim kemarau yang berlangsung kering sangat berdampak bagi pelaku usaha bibit pohon pisang di Sleman, Yogyakarta.
Dampak musim kemarau sangat dirasakan oleh pelaku usaha bibit pohon pisang di Sleman Yogyakarta, dengan nihilnya penjualan.
Penjual bibit pohon pisang di Sleman Yogyakarta Agus Wijayanto, mengatakan hal itu saat ditemui di kebunnya belum lama ini.
Baca Juga: Gojek Luncurkan GoCampus Ambassador, Ada Uang Saku Buat Mahasiswa Terpilih
Menurut dia, musim kemarau menyebabkan ketersediaan air terbatas sehingga orang enggan menanam pisang.
"Sehingga orang menangguhkan pembelian bibit pisang hingga nanti mendekati musim penghujan," katanya.
Akibat kondisi tersebut, Agus pun mengaku selama musim kemarau ini sama sekali tidak ada penjualan bibit pohon pisang.
Namun, Agus mengaku sudah mengantisipasi situasi tersebut dengan mengurangi jumlah stok bibit pohon pisang.
Baca Juga: Harga Beras Merangkak Naik, Pemkot Yogyakarta Lakukan Operasi Pasar
Hal itu dilakukan untuk menekan biaya perawatan, dan produksi, yang di musim kemarau ini menuntut kerja ekstra untuk penyiraman.
Pelaku usaha bibit pisang di Desa Kromodangsan, Lumbungrejo, Tempel, Sleman, ini menyatakan pada musim normal setidaknya 15 batang bibit pohon pisang laku terjual setiap harinya.
Dengan harga Rp15.000-20.000 per batang, usaha penjualan bibit pohon pisang yang digelutinya sejak dua tahun ini bisa berkembang.
Sementara itu guna menutupi kebutuhan selama musim kemarau, di kebunnya seluas sekitar 2.000 meter persegi dia membuka warung kuliner kecil-kecilan.
Selain itu, dia juga mengembangkan beberapa komoditas lain untuk menunjang pemasukan sehari-hari.