SLEMAN, harianmerapi.com – Tanah kas desa yang masih nganggur, idealnya dapat digunakan secara maksimal untuk mendukung perekonomian warga. Salah satu contohnya, tanah kas desa Sidokarto Godean Sleman sekitar 600 meter persegi di Padukuhan Jethak I digunakan sebagai kompleks kuliner.
Sebelum dijadikan kompleks kuliner, tanah kas desa tersebut banyak semak belukarnya maupun ular, sehingga sebagian warga merasa takut jika lewat di sekitarnya. Namun sejak awal Desember 2021 mulai dibersihkan dan dikoordinir oleh warga di RW 03 padukuhan setempat.
“Awal Februari 2022, sudah menjadi kompleks kuliner dan kami beri nama Jethak Sumilir. Saat ini sudah ada 12 warung makanan dan minuman berderet menghadap ke selatan dan ke timur,” ungkap Ketua RW 03 Jetak I, Bruri Istanto, baru-baru ini.
Baca Juga: Mahasiswi Kreatif Tapi Keblinger, Nyambi Germo Rekrut Teman Jadi PSK
Bagian tengah sudah ada 10 gazebo dan pinggir selatan dibangun gubuk-gubuk untuk duduk lesehan. Sedangkan bagian timur untuk parkir kendaraan, serta sudah ada sejumlah fasilitas pendukung seperti kamar mandi maupun WC.
Setiap Rabu dan Sabtu setelah Dhuhur sampai malam ada live musik, sedangkan Minggu sore ada senam bersama terutama untuk ibu-ibu di RW setempat. Sejumlah kelompok pun pernah menggelar kopdar maupun pertemuan di Jethak Sumulir.
Adapun penjual makanan dan minumannya antara lain soto/nasi rames Yu Ikem, bakmi Jawa Mama Hera, bebakaran Syahrul, rica-rica entok Saryono, lotek/gado-gado Yu Sri, jenang/ dawet ireng Mbah Ilik , angkringan Sor talok Mbah Kumis dan soto ceker Mak Ilah.
Baca Juga: Delegasi G20 Disambut Jamuan Ladosan Dhahar Kembul Bujana Kraton Yogyakarta
“Masing-masing warung makan menyediakan minuman dengan beragam jenis seperti kopi, teh, wedang jeruk, jahe sampai es degan,” urai Bruri.
Sementara itu Ketua RT 05 RW 03 Jethak I, Supandi mengungkapkan, semangat warga dan dikoordinir dari tim Jethak Sumilir terus berusaha agar komplek kuliner tersebut benar-benar memberi manfaat kepada warga.
Bahkan tak hanya yang berjualan makanan dan minuman saja, diharapkan dapat merasakan manfaatnya. Ada rencana pula ke depan dapat dijadikan tempat untuk menggelar kegiatan bermanfaat seperti bazar/pasar murah, hiburan dan lomba-lomba.
Sejumlah pohon perindang diharapkan kian menambah indah dan asrinya komplek tersebut, misalnya ada pohon kamboja, cemara, kepuh, kelor dan beberapa tanaman hias. Lampu-lampu penerangannya pun ditata serapi mungkin, sehingga enak dilihat pula terutama pada malam hari.
“Kekhasan gazebo di tempat kami, tiang-tiangnya banyak menggunakan batang pohon melinjo. Bahkan kursinya juga dibuat dari batang melinjo ukuran besar ataupun batang bagian bonggol,” jelasnya.
Asalnya batang pohon melinjo, sebut Pandi, waktu membersihkan tanah kas desa tersebut beberapa pohon melinjo ditebang. Selain banyak yang berumur tua, juga sudah kurang produktif.