MENGHADAPI masalah rumahtangganya yang tengah mendapat cobaan, Lastri mencoba untuk tetap tenang. Setelah Bagus sembuh dari sakitnya, sekarang ia bisa lebih fokus untuk memikirkan, bagaimana nasib biduk rumahtangganya bersama Karman ke depannya.
Suatu keputusan harus diambil, karena dirinya tak mau dalam posisi mengambang. Dicerai tidak, nafkah lahir batin pun juga tak sepenuhnya didapat.
Dalam suatu kesempatan, Lastri berhasil memaksa Karman untuk berbicara empat mata. Lastri minta ketegasan sikap dari Karman selaku seorang suami yang sah, terkait dengan tindakannya melakukan nikah siri secara diam-diam dengan Sita.
Baca Juga: Ibu Hamil di Bantul Mulai Divaksin
"Ibu tidak ingin memaksakan Bapak untuk kembali ke rumah. Ibu hanya minta kepastian hukum, karena selama ini Bapak tak pernah minta izin untuk menikah lagi," kata Lastri dengan tegas.
Kata-kata yang tak bisa dijawab dengan lugas oleh Karman, karena dia merasa berat jika harus memutuskan salah satu. Sementara untuk mempertahankan posisi seperti sekarang ini, sepertinya juga tidak mungkin.
"Berilah Bapak waktu untuk berpikir untuk mengambil keputusan yang terbaik," kata Karman lirih.
Baca Juga: Roh Siswi yang Minta Pertolongan
"Ibu kira selama ini sudah memberi waktu lebih dari cukup. Selama berbulan-bulan Ibu tak pernah mempersoalkan ketika Bapak tak pernah pulang ke rumah. Tapi jika ternyata Bapak mendua, maka sudah semestinya keputusan segera diambil."
Berdebatan sengit antara suami istri itu akhirnya tak membuahkan titik temu. Jabang bayi yang masih ada dalam kandungan Sita menjadi pertimbangan Karman untuk mempertahankan nikah sirinya.
Sementara ia juga merasa berat untuk melepas anaknya, Bagus dan adiknya yang masih kecil-kecil dan butuh perhatian.
Di lain pihak Lastri tak bisa menerima dirinya dimadu, terlebih lagi pernikahan yang terjadi hanya pernikahan siri.
Baca Juga: Rossa Rayakan HUT Kemerdekaan RI dengan Lagu 'Zamrud Khatulistiwa'
Sudah menjadi kebulatan tekad Lastri untuk membesarkan sendiri anak-anaknya, seandainya Karman bersukukuh tak mau meninggalkan Sita. Lastri tak keberatan menjadi 'single parent', karena dalam hati kecilnya tidak mengikhlaskan jika Karman membagi kasih sayangnya dengan wanita lain.
Dan Lastri juga yakin dirinya akan mampu menjalani kehidupan sendirian dengan menanggung dua anaknya.