HUBUNGAN Karman dengan sang mahasiswi, Sita (bukan nama sebenarnya), sepertinya semakin tak terbendung. Orang tua Karman, Pak Gondo, lama-lama mulai mengendus maksud tidak baik anaknya itu, karena makin sering menyambangi dirinya tanpa membawa istri dan anak-anaknya. Terlebih lagi Karman mulai berani bercengkerama dengan Sita di depan umum.
Sebagai orang tua, Pak Gondo ingin mengingatkan bahwa apa yang dilakukannya sekarang ini sangat membahayakan keutuhan rumah tangganya. Tapi lantaran sejak kecil Karman sangat dimanja dan tidak pernah ditegur, maka ada keraguan Pak Gondo untuk menasihatinya secara terang-terangan.
"Lastri dan anak-anakmu kok tidak pernah kamu ajak kesini, Karman?" hanya kata sindiran seperti itu yang bisa disampaikan Pak Gondo, dengan harapan Karman bisa mengerti maksudnya.
Baca Juga: Kikil Sapi Selain Enak Dimakan, Juga Sumber Antioksidan
"Saya kan langsung dari kantor Pak. Lagian Lastri juga sibuk di rumah," jawab Karman yang selalu ada saja alasan untuk mengelak.
Sementara Lastri sendiri tidak curiga dengan perubahan sikap Karman, karena ia merasa suaminya perlu lebih memperhatikan orangtuanya. Hal ini membuat Karman makin berani dalam melangkah untuk mendekati Sita.
Jika selama ini mereka hanya bertemu di kos-kosan, maka selanjutnya Karman mulai berani mengajak Sita ketemuan di luar rumah.
"Sita, yuuk kita makan di luar," kata Karman melalui hape.
"Makan dimana Mas, Sita ngikut saja," jawab Sita dengan manja.
Baca Juga: Malam 1 Suro Tahun Ini Pura Mangkunegaraan Surakarta Tanpa Kirab Pusaka
Bukannya Sita tak menyadari bahwa pria yang mendekati dirinya itu sudah berkeluarga. Namun gadis berparas ayu itu rupanya juga sudah kesengsem habis melihat penampilan Karman. Pria dengan penampilan gagah, apalagi pada saat memakai seragam kantornya yang keren, sebagaimana saat pertemuan pertama dulu.
Sita memang mendambakan seorang pria yang sudah mapan dan mampu memberi perlindungan pada dirinya. Ia memang merindukan kehadiran sosok ayah. Sejak masih remaja ia tak pernah bertemu lagi dengan ayah kandungnya, yang pergi dari rumah tanpa kabar berita.
"Sita, kamu cantik sekali," rayu Karman saat mereka berduaan di sebuah kafe.
Baca Juga: Tahun Baru Islam 1443 H, Kesempatan Strategis Menuju Pribadi yang Berubah
Sita tidak menjawab, hanya kepalanya menunduk untuk menutupi rona wajahnya yang berubah memerah. Ucapan-ucapan Karman yang lemah lembut dan penuh rayuan, membuat Sita semakin tak berdaya.
Hubungan keduanya pun semakin tak terkendali dan melupakan segala-galanya. Seakan dunia milik mereka berdua. Setan pun beraksi, hingga akhirnya perbuatan terlarang berani mereka lakukan. Bukan hanya sekali, tapi sampai berkali-kali.