TAHUN Baru Islam 1443 H merupakan kesempatan yang sangat strategis bagi umat muslim untuk memulai lembaran baru dengan berbagai amalan yang dapat mengantarkan kepada perubahan diri kepada sesuatu yang lebih baik dan unggul sebagai hasil dari muhasabah diri.
Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala: "Wahai orang-orang beriman bertakwalah kalian kepada Allah, dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah disiapkan untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa-apa yang kalian kerjakan." (QS. Al-Hasyr, 59:18).
Juga hadits Nabi SAW: "Tidaklah melangkah kaki seorang anak Adam di hari kiamat sebelum ditanyakan kepadanya empat perkara: tentang umurnya untuk apa dihabiskan, tentang masa mudanya untuk apa digunakan, tentang hartanya dari mana diperoleh dan ke mana dihabiskan, dan tentang ilmunya untuk apa dimanfaatkan." (HR. Tirmidzi).
Baca Juga: Hasil Survei BPS: Warga Sumbar Berpendidikan Tinggi Lebih Patuh Protokol Kesehatan
Perayaan Tahun Baru Islam 1443 H bukanlah hanya sekadar pergantian waktu tanpa ada makna atau hikmah yang bisa diambil. Dari satu tahun yang sudah dilalui, tentunya umat muslim melewat berbagai peristiwa dalam kehidupan.
Lantas bagaimanakah spirit hijrah dalam memasuki tahun baru hijriah ini mendorong seseorang pada semangat perubahan diri? Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman : “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri”. (QS. Ar-Ra’d, 13:11).
Ayat ini merupakan sebuah petunjuk yang sangat jelas dari Allah, bahwa suatu perubahan harus dimulai dari diri kita sendiri. Tentunya perubahan yang dimaksud adalah perubahan menuju arah kebaikan, bukan malah sebaliknya perubahan ke arah keburukan.
Baca Juga: Dinsos DIY Jamin Pendidikan Anak Yatim Piatu Akibat Covid-19, Disekolahkan dari SD Sampai SMA
Setiap manusia yang diberikan umur panjang seharusnya digunakan untuk berpikir mengenai hal yang sudah diperbuat di masa lalu. Dengan kata lain, setiap orang haruslah merenungi perbuatannya terhadap makhluk lainnya.
Ada beberapa hal yang dapat menguatkan semangat dan langkah kita untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik; Pertama, memohon petunjuk/hidayah dan pertolongan kepada Allah SWT.
Dalam setiap rakaat shalat, kita selalu membaca surat Al-Fatihah, di mana kita menyampaikan doa agar kita senantiasa mendapatkan hidayah. Hidayah adalah sesuatu yang sangat mahal harganya.
Baca Juga: Warga Keluhkan Rusaknya Jalan Kampung Akibat Dilewati Truk Pasir Lebihi Tonase
Batas yang memisahkan antara orang yang masuk ke surga dan neraka adalah dua kalimat syahadat. Kalimat syahadat, secara verbal tidaklah panjang, namun betapa beratnya untuk diucapkan jika seseorang tidak mendapat hidayah.
Kedua, bersungguh-sungguh. Untuk berubah dan mendapatkan petunjuk, harus dilakukan dengan mujahadah, baik dengan doa maupun ikhtiar. Allah SWT berfirman: “Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-‘Ankabut, 29:69).
Ketiga, mengikuti langkah orang-orang yang ikhlas. Agar perubahan yang kita lakukan tidak salah jalan, tidak tersesat, maka kita perlu memiliki seseorang yang dapat membimbing kita, menemani kita, bahkan menegur kita dalam perjalanan kita untuk berubah. Siapakah orang yang layak kita ikuti? Yaitu orang-orang yang ikhlas. Allah SWT Berfirman: “ikutilah orang yang tiada minta balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS. Yasin, 36:21).