Keris dalam pusaran politik nusantara, munculnya berbagai keris dapur naga ternyata jadi tanda alam ini

photo author
- Rabu, 21 September 2022 | 21:31 WIB
Nurjianto atau Gus Poleng menunjukkan salah satu keris dapur naga, Keris Nagaraja.  (Teguh Priyono)
Nurjianto atau Gus Poleng menunjukkan salah satu keris dapur naga, Keris Nagaraja. (Teguh Priyono)

HARIAN MERAPI - Munculnya berbagai keris dapur naga seperti Naga Anantaboga, Nagaraja, Nagasosro, Nagabarong hingga Nagasinga, menjadi tanda-tanda alam bermunculannya para penguasa.

Kaitan antara berbagai keris dapur naga dengan politik diungkap Wasekjend Senopati Nusantara Nurjianto atau yang akrab disapa Gus Poleng ketika ditemui harianmerapi.com di Sekretariat Senapati Nusantara, Sokowaten, Tamanan, Banguntapan, Bantul, Rabu (21/9/2022).

Menurut dia, munculnya keris dapur naga itu sebenarnya sangat sulit untuk diperkirakan. Karena meski banyak yang mengaku memiliki keris dengan dapur berbagai naga, tetapi jarang sekali yang kemudian berani menunjukkannya.

Baca Juga: Bukan keris biasa, dapur kebo lajer ternyata sejak dulu jadi perlambang kekuatan

Tetapi ini luar biasa, ketika dalam Pameran dan Bursa terkait dengan agenda Musyawarah Agung Senapati Nusantara yang berlangsung di Yogyakarta pekan lalu keris Naga Anantaboga era Majapahit dipamerkan.

Dan ternyata berbagai keris yang memiliki dapur naga, kemudian banyak yang tertarik dimunculkan.

"Ini tidak lepas dari pusaran politik yang sedang terjadi saat ini. Dapur naga itu melambangkan penguasa dalam makna luas, sehingga munculnya berbagai dapur naga ini sangat mungkin karena semakin mendekatnya tahun politik 2024 mendatang," urai Gus Poleng.

Dalam tradisi kekuasaan masyarakat Jawa begitu imbuhnya, terutama dalam lingkungan istana, keris menjadi simbol kekuasaan untuk bertahta.

Baca Juga: Ribut soal parkir, bakul burjo bacok pedagang angkringan di Bantul, pelaku kabur diburu polisi

Sebagai mana misalnya Keris Jokopiturun, sejak HB VIII hingga HB X keris ini menjadi legitimasi bagi Sultan yang bertahta.

Siapa yang menerima keris Jokopiturun sudah bisa dijadikan isyarat bahwa penunjukan atas legalitas kekuasaan itu ada di tangannya.

Para leluhur dulu sedemikian arif dalam meletakan simbol-simbol itu dalam keseharian mereka. Karena tidak setiap orang memiliki kekuatan serta kesaggupan untuk menerima amanah pusaka itu.

Keris boleh jadi dalam wujud fisik dianggap sebagai benda tidak lebih dari senjata pada umumnya. Tetapi dalam pemahaman kedalaman filosofi masyarakat Jawa, keris adalah wadah pulung atau wadah wahyu yang menjadi legitimasi.

Baca Juga: Timnas U-20, antara disiplin dan kepercayaan diri pemain yang tinggi

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Husein Effendi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X