Baca Juga: Merawat Peradaban 'Local Heroes' Karya Heru Siswanto yang Dipamerkan di Joning Art Space
Sementara itu, Adipati Pasuruhan Tumenggung Wiranegara sedang mempersiapkan pasukannya bersama ketiga putranya.
Sulungnya yang bernama Mas Surakim digadang-gadang besuk bisa menggantikan kedudukannya sebagai Tumenggung Wiranegara II, putranya yang kedua bernama Pangeran Sarapati, dan yang bungsu bernama Pangeran Suradilaga.
Suatu hari Pangeran Sarapati dan Pangeran Suradilaga bersama-sama datang ke Gunung Dungkul dengan membawa prajurit sejumlah seribu orang.
“Kanjeng Sunan Kendang, kami berdua mohon izin untuk menjemput musuh sebelum mereka memasuki wilayah Pasuruhan”, kata Pangeran Suradilaga.
“Balamu berapa ingin menjemput musuh itu?”, jawab Sunan Kendang bertanya.
Baca Juga: Desa Wisata Tepus raih 50 besar ADWI, Sekolah TInggi Pariwisata AMPTA Yogya ikut bangga
“Seribu orang prajurit, Sunan”.
“Hmmmm. Ya, cukuplah kalau seribu. Aku ijinkan kalian menjemput musuh. Aku sertakan juga kedua putraku Pangeran Pakunegara dan Pangeran Pakuningrat untuk membantu kalian berdua”.
Sesudah mendapatkan izin dari Sunan Kendang maka berangkatlah mereka menyusuri Pegunungan Tuntang terus ke utara menuju ke Carat.
Sedangkan di pihak lain Pangeran Purbaya berserta bala prajurit dari Kartasura yang bergabung dengan kompeni berangkat dari Gunung Carat juga ke arah utara. (Ditulis: Akhiyadi) *