Babad Tanah Jawi legenda jazad Untung Surapati wangi 1: Kanjeng Prabu memerintahkan menyerang Pasuruan

photo author
- Sabtu, 16 Juli 2022 | 09:10 WIB
Ilutrasi Babad Tanah Jawi legenda jazad Untung Surapati wangi :  Kanjeng Prabu  memerintahkan menyerang Pasuruan (Pramono Estu)
Ilutrasi Babad Tanah Jawi legenda jazad Untung Surapati wangi : Kanjeng Prabu memerintahkan menyerang Pasuruan (Pramono Estu)

HARIAN MERAPI - Babad Tanah Jawi legenda jazad Untung Surapati wangi. Nama Untung Surapati sudah diperkenalkan pada siswa sejak SD.

Untung Surapati memang termasuk tokoh dalam sejarah Nusantara dan tercatat dalam Babad Tanah Jawi.

Kisahnya menjadi legenda karena mengisahkan dari seorang anak rakyat jelata dan budak VOC yang kemudian mampu menjadi bangsawan dan Tumenggung Pasuruan.

Baca Juga: Delapan sifat yang harus dimiliki orangtua dalam mendidik anak; diantaranya lemah lembut lagi sabar

Dua tahun setelah meninggalnya Untung Surapati, Kanjeng Prabu di Kartasura memerintahkan Panembahan Cakraningrat, Adipati Jang Rana,

dan Pangeran Purbaya menyerang lagi ke Pasuruhan di mana daerah itu dahulu merupakan daerah kekuasaannya pemberontak yang digdaya tersebut.

Tidak cuma prajuritnya saja yang akan menyerang Pasuruhan namun Tuan Komisaris dari Semarang juga sudah datang ke Kartasura.

Dia mempersiapkan bubuk mesiu untuk pembuatan peluru bagi bedil-bedil mereka.

Perlengkapan lainnya termasuk senjata dan meriam juga sudah dipersiapkan.

Baca Juga: Seminggu setelah Pak Dahlim tewas kecelakaan, warga heboh gerobak sampahnya jalan sendiri di waktu malam

Selain prajurit Mataram dalam jumlah besar masih juga dibantu oleh orang-orang Madura dan Surabaya.

Mereka berangkat bersama-sama dari Kartasura membentuk barisan yang besar dan panjang seperti seekor Naga raksasa melata menuju ke Wirasaba terlebih dahulu dengan maksud menyerang pertahanan Sunan Kendang di Kediri.

Sunan Kendang setelah mendengar berita dari para prajurit sandinya bahwa dia akan diserang oleh pasukan besar dari Kartasura bergegas lari menyingkir ke Gunung Dungkul.

Dengan demikian ketika Pangeran Purbaya dan serdadu kompeni tiba di Kediri daerah itu sudah kosong.

Pangeran Purbaya dan pasukan kompeni lalu melanjutkan perjalanan ke gunung Carat dan mesanggrah di sana dalam waktu cukup lama sambil mengatur strategi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X