harianmerapi.com - Keris Sabuk Inten terkenal dalam kisah legendaris zaman peralihan Majapahit ke Demak Bintoro.
Pada zaman peralihan Majapahit-Demak, Keris Sabuk Inten terkenal bersama keris lainnya, yaitu Nogososro.
Keris tersebut makin populer sepanjang masa karena namanya menjadi judul kisah serial ‘Nagasasra Sabuk Inten’.
Baca Juga: 11 Desa Budaya ramaikan gelaran kangen Selasa Wage di Monumen SO 1 Maret Yogyakarta
Serial karya SH Mintardja itu juga melegenda, sehingga makin membuat Keris Sabuk Inten aktual sepanjang masa.
Selain Nogososro, ada dua keris lagi yang terkenal dan terkait dengan Keris Sabuk Inten, yaitu Keris Kiai Condong Campur dan Sengkelat.
Membabar keris-keris legendaris ini tidak hanya akan mengungkap esoteris keris, filosofi dan fungsi.
Namun juga akan menyingkap makna keris secara lebih luas, yaitu sebagai pertanda zaman, histori, atau prasasti candra sengkala.
Baca Juga: Kerusakan cagar budaya di Kartasura harus diperbaiki, ini yang dilakukan Pemkab
Sebagai prasasti atau candra sengkala, keris dibuat dengan racikan sedemikian rupa sehingga merujuk pada sebuah angka tahun.
Hal demikian pernah dilakukan oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo, Raja Besar Mataram Hadiningrat.
Sultan Agung membuat keris dengan ganja kinatah emas berelief Gajah-Singa sebagai candra sengkala.
Keris itu diperuntukkan sebagai hadiah bagi para senopati perangnya, yang telah berjasa menaklukkan pemberontakan Raja Pragola di Pati.
Baca Juga: Paham Dewa Matahari diduga sesat, Salat dilarang, ini langkah MUI Lebak Banten