Inilah sebabnya maka banyak lelaki yang mendekatinya. Namun selalu saja lelaki-lelaki tadi ditolaknya pendiriannya sangat teguh dan kukuh.
Baginya cinta dan kesetiaan hanyalah untuk suami bukan untuk sembarang lelaki bahkan sampai detik inipun dianggapnya suaminya masih hidup belum tamat riwayatnya ditelan ombak samodra.
Hanya saja di mana dia kini berada itulah yang perlu dicari.
***
"Sawojajar, Kamu sudah cukup usia. Kenapa kamu belum juga menggandheng dara jelita?" bertanya Adipati Menak Pesagi di Panataran kepada anaknya.
"Belum, Bapa. Rasanya aku masih ragu dengan anak gadisnya Mas Panewu Garjitopono," jawab Sawojajar.
Baca Juga: Ken Tambangraras dan Sebuah Cinta yang Hilang 4: Bukan Hukuman, Tapi Laku Menuju Kesempurnaan
Kudasrenggara kakaknya menyahut, "Jangan itu, Dimas Sawo! Masak kamu dengan anaknya seorang Penewu?
Sedangkan kita-kita ini putra seorang Adipati? Lagian Nurwitani anaknya Penewu Garjitopono itu kan lemu ginuk-ginuk?"
"Kalau lemu kenapa, Kangmas Kudasrenggara?" sergah Sawojajar mendelik. (Ditulis: Akhiyadi) *