Sunan Drajat 1: Putra Sunan Ampel Terkenal Cerdas dan Berjiwa Sosial, Menghabiskan Masa Kecil di Ampeldenta

photo author
- Sabtu, 7 Mei 2022 | 18:00 WIB
Sunan Drajat terkenal berjiwa sosial sejak kecil. (Ilustrasi Pramono Estu)
Sunan Drajat terkenal berjiwa sosial sejak kecil. (Ilustrasi Pramono Estu)

harianmerapi.com - Sunan Drajat diperkirakan lahir pada tahun 1470 Masehi dengan nama kecil Raden Qasim. Beliau terkenal cerdas dan berjiwa sosial.

Setelah menguasai pelajaran Islam lantas menyebarkan agama Islam di desa Drajat sebagai tanah perdikan di kecamatan Paciran.

Berikut kisah perjuangan Sunan Drajat dalam menyebarkan agama Islam, yang dirangkum dari berbagai sumber.

Baca Juga: Lima Manfaat Sikap Qana’ah, Salah Satunya Mengatasi Berbagai Problema Hidup Seperti Terbelit Utang

Nama kecil Sunan Drajat adalah Syarifudin atau Raden Qosim. Beliau merupakan putra Sunan Ampel dan terkenal dengan kecerdasannya.

Raden Qasim sendiri merupakan anak kedua dari lima bersaudara. Empat saudaranya adalah sang kakak Sunan Bonang, kemudian Siti Muntisiyah (istri dari Sunan Giri), Nyai Ageng Maloka (istri Raden Patah), dan istri dari Sunan Kalijaga.

Berdasarkan silsilah Sunan Ampel, maka Sunan Drajat termasuk cucu dari Syekh Maulana Malik Ibrahim, perintis dan pelopor pertama yang membawa Islam di tanah Jawa.

Syekh Maulana Malik Ibrahim atau Asmarakandi adalah anak dari seorang ulama besar dari Persia, yakni Syekh Jamaludin Akbar atau Jumadil Kubro yang dipercaya sebagai keturunan ke-10 Sayidina Husein, cucu dari Nabi Muhammad SAW.

Ibu dari Sunan Drajat adalah putri dari adipati Tuban, Arya Teja IV, dan masih memiliki nasab dengan Ronggolawe.

Baca Juga: Kisah Lucu Lupa Melepas Helm Saat Menerima SK PPPK dan Memakai Masker di Rumah Agar Tak Kebanyakan Ngemil

Sejak kecil Raden Qosim menghabiskan waktu bermainnya di daerah asal, Ampeldenta. Setelah menginjak dewasa, Raden Qasim ingin mengikuti jejak sang kakak, yang telah dikirim ke Tuban untuk berdakwah.

Raden Qosim sangat tekun dalam mempelajari semua ajaran-ajaran Islam. Setelah menguasai pelajaran Islam, maka Raden Qasim pun mencari tempat untuk berdakwah.

Tempat yang dipilihnya dan kemudian menjadi pusat kegiatan dakwah adalah di desa Drajat, Kabupaten Lamongan.

Selain berdakwah, Raden Qasim juga menjadi pemegang kendali otonom kerajaan Demak kurang lebih selama 36 tahun.

Desa Drajat merupakan tanah perdikan di kecamatan Paciran. Tempat ini diberikan oleh kerajaan Demak.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X