Syiar Islam Kanjeng Sunan di Kedu 3: Berhenti di Desa Kleteran untuk Mendirikan Masjid dan Pesantren

photo author
- Sabtu, 23 April 2022 | 10:05 WIB
Jenazah Sunan Geseng di Keleteran dijaga ketat karena takut diambul orang Tirto (Ilustrasi Pramono Estu)
Jenazah Sunan Geseng di Keleteran dijaga ketat karena takut diambul orang Tirto (Ilustrasi Pramono Estu)


harianmerapi.com - Kisah Sunan Geseng memang ada beberapa versi. Salah satunya menyebutkan Sunan Geseng tinggal di Dlingo Bantul untuk mengajarkan agama Islam.

Sedang versi lain menyebutksan, Sunan Geseng alias Ki Cakrajaya mengikuti Sunan Kalijaga ke Demak.

Nah, saat Masjid Demak dibangun, Sunan Kalijaga menyumbangkan sebuah ‘saka guru’atau tiang utama yang dibuat dari tatal (sisa-sisa kayu).

Baca Juga: Syiar Islam Kanjeng Sunan di Kedu 1: Nira Dicetak Jadi Gula Jawa Berubah Emas

Namun ternyata tiang tatal itu terlalu panjang, sehingga terpaksa dipotong. Potongan tiang tatal itu diberikan kepada Geseng, untuk dibawa ke kampung halamannya, Bagelen.

Ketika Geseng merasa ilmu agama yang ditimbanya sudah cukup, dia berpamitan kepada Sunan Kalijaga. Karena dia ingin syiar Islam di daerah asalnya.

Konon, kepada Geseng Sunan Kalijaga berpesan, “Janganlah kau berhenti berjalan bila membawa potongan tiang tatal ini."

"Tetapi bila kamu merasa lelah dan terpaksa berhenti, maka dimana kamu berhenti di situlah kamu harus mendirikan masjid dan pesantren.”

Dengan memegang teguh pesan sang guru, Geseng berpamitan untuk pulang ke desa asalnya, Bagelen, Purworejo.

Baca Juga: Syiar Islam Kanjeng Sunan di Kedu 2: Ditinggal Sunan Kalijaga Belasan Tahun Setia Menunggu

Namun, ketika perjalanannya sampai di desa Kleteran, Grabag, karena sangat lelahnya Geseng berhenti dan meletakkan potongan tiang tatal itu.

Dan di desa inilah Geseng kemudian mendirikan sebuah masjid dan pondok pesantren. Sampai kini masjid dan pesantren itu masih ada dengan nama “Pondok Pesantren Sunan Geseng”.

Selama mengasuh pondok pesantren di desa Kleteran itu, Sunan Geseng lebih sering berada di desa Tirto yang berada di sebelah timur desa Kleteran.

Sehingga, ulama ini oleh sesepuh desa itu, Kyai Wonotirto, dianggap sebagai anaknya. Masyarakat desa Tirto juga sangat menghormati Sunan Geseng, sebagai mubaligh yang disegani.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X