harianmerapi.com - Makam Sunan Gunung Jati memang berada Cirebon. Namun ternyata beli pernah menjalani kehidupan secara berkelana.
Dari Cerita yang beredar, Sunan Gunung Jati adalah putra Nyai Lara atau Rara Santang dengan salah seorang penguasa Mesir bernama Maulana Sultan Mahmud.
Sunan Gunung Jati bernama asli Syarif Hidayatullah, sedang Nyai Rara Santang adik Pangeran Walangsungsang yang juga dikenal sebagai Pangeran Cakrabuana pendiri Istana Pakungwati dan mendirikan pemerintahan Cirebon.
Baca Juga: Menanam Harapan di Bulan Penuh Keberkahan
Dalam Babad Tanah Jawi dikisahkan, Nyai Rara santang dan Pangeran Walangsungsang adalah putera-puteri Prabu Siliwangi yang memeluk agama Islam.
Keduanya dikabarkan kabur dari Istana Pajajaran, dengan demikian Sunan Gunung Jati masih merupakan cucu Raja Pajajaran dari garis ibu dan lahir di Mesir.
Masa kecilnya dihabiskan untuk berkelana di wilayah Timur Tengah, India dan bahkan sampai Cina.
Syarif Hidayatullah belajar agama Islam di Baghdad, Irak, begitu selesai lantas berangkat menuju Mekah dari situ langsung ke Muara Jati, Cirebon.
Kejadian sekitar tahun 1470, mulailah beliau sebagai pengkhotbah ajaran Islam.
Baca Juga: Puasa Ramadhan untuk Membuang Nafsu ke-Aku-an
Versi lain menyebutkan, Syarif Hidayatullah kembali ke Pualu Jawa melalui Gujarat dan Pasai sambil menyebarkan ajaran-ajaran agama Islam.
Beliau juga dikenal sebagai Sunan Gunung Jati, salah satu dari Wali Sanga. Sebgai cucu Raja Pajajaran, semua kegiatan Sunan Gunungjati mendapat dukungan penuh oleh kakeknya untuk memerintah di Cirebon.
Dikisahkan juga, ternyata sebelum menuju Muara Jati Syarif Hidayatullah mendarat di Demak, yang disambut gembira oleh penguasa Demak yang baru beberapa tahun masuk Islam.
Kemudian beliau juga dinikahkan dengan adik Sultan Trenggana, dan sangat mendukung raja menggunkan gelar sultan. Bersama prajurit Demak, menyerbu Panarukan.
Tahun 1552 Sunan Gunung Jati masih tinggal di Banten, baru setelah berumur 60 tahun pindah ke Cirebon.