harianmerapi.com - Ken Tambagraras dan Sebuah Cinta yang Hilang. Dalam pada itu, Sunan Giri Prapen yang sudah lama tinggal di Mataram sebagai tawanan perang, beliau tidak mengalami kekurangan suatu apapun.
Beliau diperlakukan secara baik dan sangat dihormati, disuyuti, sebagai sesepuh serta disediakan tempat tinggal yang baik dan mendapatkan pelayanan wajar dan seterusnya.
Kendatipun demikian Sunan Giri Prapen setiap kali selalu merasa bersedih hati jika mengingat ketiga anaknya,
Jayengsari, Jayengrana, dan yang wanita Ken Rancangkapti.
Mereka berlarian terpisah-pisah ketika Kedaton Giri diserang dan ditaklukkan prajurit-prajurit Mataram. Saat itu mereka lari menyelamatkan diri, entah sampai di mana?
"Pangeran Pekik, bagaimana kabarnya anak-anakku?" bertanya Sunan Giri Prapen kepada Pangeran Pekik.
"Utusan Kanjeng Sultan masih terus mencari mereka hingga kini. Namun belum memperoleh kabar beritanya," jawab Pangeran Pekik menghibur.
Takdir memang tidak dapat dihindari apalagi diseslamur jelas tidak bisa.
Maka ketika Sunan Giri mendengar kabar Kanjeng Sultan baru saja menyuruh mengetrapkan hukuman kepada seorang Syeh Amongraga yang dianggap berulah di Gunung Kidul bersama dua muridnya,
maka yakinlah Sunan Giri bahwa Syeh yang sudah ditelan Samodra kidul itu adalah salah satu anak lelakinya.
Putuslah harapan Sunan Giri Prapen, beliau lalu jatuh sakit, dan akhirnya meninggal.
Sedang keadaan keluarga Syeh Amongraga di Wanamerta kondisi kehidupannya sedikit berubah.
Istri Syeh Amograga, Ken Tambangraras kini menjadi janda kembang yang benar-benar seharum kembang, wangi, dan senantiasa menarik hati.