harinmerapi.com - Esok paginya Pasukan Mataram berhasil naik ke daratan Madura disambut dengan peperangan besar-besaran, ramai sekali peperangan kedua belah pihak.
Banyak prajurit Mataram yang gugur termasuk Adipati Sujana Pura. Kemudian dilaporkan kepada Kanjeng Sultan.
Bahwa, pasukan Mataram masih bertahan di Pulau Madura tetapi kemungkinan besar kalah. Karena sudah banyak prajurit yang gugur.
Kanjeng Sultan mengirimkan bala pasukan dan Senopati perang yang baru bernama Panembahan Juru Kithing.
Agaknya kedatangan Senopati baru ini cukup dapat membangkitkan semangat pasukan Mataram. Panembahan Juru Kithing sendiri memberi prasarat sekepal nasi kepada semua prajurit agar dimakan dihabiskan tanpa lauk pauk.
Genderang perang lalu ditabuh bertalu-talu, pasukan Mataram menuju ke medan perang disambut oleh pasukan dari Madura yang tak kalah garangnya.
Panembahan Juru Kithing ini meski kithing jari-jarinya tetapi terbukti beliau sakti mandraguna.
Pasukan Madura bisa dibikin porak poranda pertahanannya, banyak korban yang gugur termasuk pangeran Sumenep dan Pangeran Pamekasan.
Sedangkan Pangeran Madura meski masih memiliki sisa seribu prajurit beliau memilih menyerah.
Kanjeng Sultan ternyata mengampuni Pangeran Madura bahkan dia dinikahkan dengan adik Sultan, diangkat menjadi Wedana dan menguasai seluruh pulau Madura.
Menaklukan Surabaya
Setelah pasukannya kembali dari Madura dengan kemenangan-kemenangan yang gilang gemilang. Kanjeng Sultan memerintahkan lagi menaklukkan Surabaya.
"Tumenggung Mangun Oneng, bawa seluruh Bupati Mancanagari berikut pasukannya dan taklukkan Surabaya!" perintah Kanjeng Sultan.