harianmerapi.com - Dalam pengembaraan spiritual Sultan Agung berhasil membuat Sultan Banten mengurungkan niatnya menyerang Mataram.
Namun Pangeran Purbaya tetap menyiapkan pasukan khususnya. Sebab paman Patih itu tidak yakin Kerajaan Banten takluk hanya oleh Baginda raja seorang diri.
Sementara dia mendapat kabar bahwa Kerajaan di Palembang juga akan menyerang Mataram. Mereka telah menyiapkan bala pasukan yang dilatih setiap hari dengan taktik peperangan tertentu.
Mereka juga mengerti bahwa Mataram itu kerajaan besar yang tidak mudah dikalahkan.
Sebab kanjeng Prabu dan Senopati perang Mataram adalah dua orang sakti mandraguna mereka bagaikan orang-orang yang bisa terbang tanpa sayap.
Makanya Sri Baginda Sultan Palembang berusaha melengkapi peralatan perangnya termasuk membuat berbagai macam senjata.
Diam-diam tanpa sepengetahuan siapapun Kanjeng Panembahan Purbaya berkunjung ke Kasultanan Palembang.
Beliau ingin mencari kepastian apakah Sultan Palembang benar-benar akan menyerang Mataram?
Semua tempat-tempat rahasia sudah dikunjunginya semuanya mengindikasikan bahwa Kasultanan Palembang melakukan persiapan-persiapan perang.
Baca Juga: Pengembaraan Spiritual Sultan Agung 2: Meloncat dari Puncak Gunung Merapi ke Puncak Gunung Mahameru
Kanjeng Panembahan Purbaya mencoba memasuki sebuah Pande besi dimana karyawan yang bekerja di situ banyak sekali.
Semuanya hampir mengerjakan pembuatan alat-alat perang termasuk bedil, meriam, dan pelurunya.
“Di sini orang mencetak peluru kok caranya begitu? Lain dengan di tempatku?”, gumam Panembahan Purbaya.
Orang Palembang yang ada di dekatnya menjawab, “Anda ini aneh ucapannya, mana ada orang sedang membuat peluru kok dicetak?