Mataram Islam Pasca Panembahan Senopati 4: Bupati Demak Ditangkap, Giliran Pangeran Jayaraga yang Berontak

photo author
- Minggu, 10 April 2022 | 20:05 WIB
Empat bupati menghadap Panembahan Krapyak melaporkan pemberontakan Pangeran Jayaraga (Ilustrasi Pramono Estu)
Empat bupati menghadap Panembahan Krapyak melaporkan pemberontakan Pangeran Jayaraga (Ilustrasi Pramono Estu)

harianmerapi.com - Kondisi Kerajaan Mataram Islam pasca Panembahan Senopati belum juga mendapatkan ketenangan.

Kegagalan dalam penempatkan kroni yang masih memiliki hubungan nasab dari Panembahan Senapati sebagai penguasa di Demak, membuat Prabu Hanyakrawati mawas diri.

Kekuasaan dengan melibatkan saudara lain ibu justru membuatnya kerepotan dalam mengendalikannya. Ewuh pekewuh begitu dalam istilah umum masyarakat Jawa menyebutnya.

Baca Juga: Mataram Islam Pasca Panembahan Senopati 1: Raden Mas Jolang Kemudian Disebut Panembahan Seda Ing Krapyak

Namun setelah dirasa Bupati Demak melenceng dari paugeran negara, menentang titah sang Nata bahkan hendak merusak kedaulatan kerajaan, maka diambil sikap tegas dan adil. Ditumpas.

Untuk menempatkan seorang pengganti kedudukan Bupati Demak, memang dirasa sangat sulit. Masyarakat Demak memiliki karakteristik watak keras dan sangat riligius, sehingga dibutuhkan seorang yang memiliki paduan keduanya.

Setelah melewati pertimbangan yang matang maka ditunjuklah pemangku kekuasaan Demak yang baru, sang Nata mempercayakan jabatan strategis itu pada Ki Gede Mestaka.

Namun dalam beberapa sumber menyebutnya sebagai Gada Mastaka yang memiliki makna penombak utama.

Dia adalah salah seorang keturunan dari golongan santri Suranatan yang berasal dari tokoh penghulu di Masjid Demak.

Seorang pimpinan dari barisan penombak utama jelas memiliki watak perwira serta keberanian luar biasa,

Baca Juga: Mataram Islam Pasca Panembahan Senopati 2: Setiap Senin dan Kamis Digelar Siniwaka, Panembahan Puasa Sunah

selain itu memiliki garis keturunan dari pemangku Masjid Demak yang dalam pandangan masyarakat Jawa sangat kental dengan nilai-nilai ajaran Islam.

Sehingga keputusan untuk menempatkan Gada Mastaka sebagai Bupati Demak dirasa sangat tepat.

Dalam mengendalikan pemerintahan Mataram, Panembahan Krapyak begitu dalam beberapa sumber menyebutnya, sangat adil dan bijaksana.

Kecermatannya dalam memahami persoalan tidak serta merta membawanya pada sikap arogan sebagai penguasa.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X