harianmerapi.com - Cerita hidayah pemimpin yang Zalim mengisahkan Salendro yang sekarang sudah jadi duda setelah ditinggal mati istri.
Seperti biasanya, Salendro pulang ke rumah saat sore menjelang petang. Sejak Bu Restu meninggal, Salendro berusaha pulang tepat waktu agar anak-anak bisa dikontrol meskipun sudah asisten rumah tangga.
Berbeda saat Bu Restu masih hidup, kepulangan Salendro tidak pernah tentu. Kadang sampai malam hari, bahkan hingga dini hari baru sampai rumah.
Baca Juga: Pemimpin yang Zalim 1: Kepala Desa Meninggal Mendadak secara Misterius, Warga pun Geger dan Heboh
Selain urusan kedinasan sebagai kepala desa, juga kesibukan pribadi dengan para relasi. Terutama saat masih dekat dengan Sunti, kadang sampai beberapa hari Salendro tidak pulang ke rumah.
Agak heran sore itu tak muncul anak-anak yang suka menyambut kedatangannya. Salendro pun bergegas masuk ke rumah, takut jangan-jangan ada masalah dengan anaknya.
Ketika masuk ruang tamu, Salendro dibuat lega melihat Juki, anaknya yang paling kecil. Namun yang mengherankan, Juki tidak sendirian. Ada seorang perempuan yang menemaninya.
"Ayah pulang," kata Juki yang langsung menyambut kedatangan ayahnya untuk mencium tangan.
Baca Juga: Pemimpin yang Zalim 2: Suara Pro dan Kontra Muncul Setelah Kepada Desa Meninggal Mendadak
"Yah ada Bu Lola," lanjut Juki yang menunjuk perempuan tersebut.
Salendro mencoba mngingat-ingat siapa perempuan tersebut, karena sepertinya pernah kenal.
"Cantik juga perempuan ini," batin Salendro menilai Bu Lola.
"Selamat sore Pak," kata Bu Lola langsung mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan,
Salendro pun menyambutnya dan mereka saling berpandangan mata. Bu Lola sepertinya sengaja melontarkan senyum menggoda, sehingga sejenak dada Salendro agak berdegup kencang.
"Saya kok lupa ya, ibu ini siapa?" tanya Salendro.
"Saya guru les Rangga saat masih kecil," jawab Bu Lola.
Baca Juga: Pemimpin yang Zalim 3: Warga Memilih Calon Pemimpin Baru, Muncul Nama-nama sebagai Jago