Ulama Ageng Ngerang dan Kesultanan Mataram 3: Setelah Menikah Mendirikan Pesantren di Ngerang Juwana

photo author
- Selasa, 12 April 2022 | 20:05 WIB
Nyai Ageng Ngerang membuka hutan untuk dijadikan tempat tinggal dan berdakwah (Ilustrasi Pramono Estu)
Nyai Ageng Ngerang membuka hutan untuk dijadikan tempat tinggal dan berdakwah (Ilustrasi Pramono Estu)

Pilihannya untuk berdakwah dan mengasingkan diri dari dunia kerajaan juga bermula saat berkumpul dan bermusyawarah beserta para saudara Auliya dan pembesar kerajaan pada waktu itu.

Baca Juga: Syahrut Tarbiyah, Mendidik Diri dan Umat Selama Bulan Ramadhan

Musyawarah itu juga bermisi dalam perjuangan dakwah. Namun, Nyai Ageng Ngerang sering diremehkan karena ia seorang perempuan.

Pernyataan yang paling tidak bisa diterima Nyai adalah “Perempuan itu identik di rumah saja dan tidak bisa berbuat apa-apa. Bagian perempuan hanya sedikit (setengah dari bagian laki-laki), lain halnya dengan bagian laki-laki.” (Ditulis: Yosi Wulandari UAD, pernah ditayang di Koran Merapi) *

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X