Secara mental ia belum cukup umur untuk berumah tangga, sehingga semua masih harus bergantung pada orang tua.
Saat itu, Sulinem tinggal di rumah mertuanya. Hal itu juga membuat Sulinem merasa tertekan. Ternyata kondisinya jauh berbeda jika tinggal bersama orang tua kandungnya. Hampir setiap malam Sulinem hanya bisa menangisi nasibnya. (Bersambung) *