harianmerapi.com - Apakah lelembut juga suka menggelar acara pesta pernikahan? Entahlah, tapi Pak Drono dibuat kaget dan heran.
Pagi- pagi benar ketika akan mengeluarkan ayam- ayam kampung miliknya dari kandang, dia mendapati sesuatu yang tidak masuk akal.
Di antara pohon kelor dan pohon dadap srep di pekarangan luas belakang rumahnya, terdapat janur kuning melengkung. Layaknya orang sedang punya gawe mantu.
Baca Juga: Tukang Pijat Tak Gentar Dicandai hantu Suster Ngesot, Diancam dengan Bawang Putih Langsung Ngacir
Punya intuisi yang kuat, janur kuning melengkung itu tidak dia sentuh dan dibiarkan begitu saja.
Malam harinya di suasana yang sepi dan senyap, telinganya mendengar suara gamelan ditabuh. Melantunkan gending Ketawang Subakastawa.
Sebagai orang Jawa yang mencintai musik gamelan, Pak Drono tahu betul, jika gending tersebut adalah sebuah gending untuk mengiringi perarakan pengantin.
“Lho siapa yang punya gawe mantu ya? Rasanya tetangga kanan- kiri tidak ada yang sedang punya hajad”, tanyanya dalam hati.
Baca Juga: Lima Kewajiban Ibu Terhadap Perkembangan Anak, Salah Satunya Memberikan ASI yang Cukup
Beberapa saat kemudian Pak Drono jadi teringat. Kejadian serupa pernah terjadi, duabelas tahun silam.
Kala itu Eyang Gunomanggolo, orang yang faham dunia lelembut mengatakan, lewat penerawangannya, lelembut yang menghuni pohon Kemuning di pojok pekarangan milik Pak Drono sedang punya hajad menikahkan anaknya.
“Jadi...malam ini lelembut tersebut sedang punya gawe menikahkan anaknya yang kedua?”, tanya Pak Drono dalam hati.
Boleh jadi. Di pojok pekarangan yang cukup luas milik Pak Drono memang ada sebuah pohon Kemuning. Pohonnya tidak begitu besar. Namun usianya sudah ratusan tahun, kata Mbah Wiro, Bapaknya Pak Drono.
Baca Juga: Telinga Disumpal Headset Terdengar Suara Allahu Akbar Menggelegar dan Gagal Menikmati Pisang
Bukan rahasia lagi, jika di pohon tersebut ada beberapa lelembut yang menghuni.
