harianmerapi.com - Saat tahu ajal sudah mendekat, maka orang akan menyesali semua yang telah dilakukan. Termasuk menyesali seolah waktu terlalu pendek untuk bisa berbakti kepada ibu.
Dalam beberapa minggu Marni harus keluar masuk rumah sakit, karena dokter belum juga menemukan penyakit yang dialaminya.
Marni sebenarnya sudah tidak tahan dengan apa yang dialaminya. Berbeda dengan kekerasan hatinya saat meniti karier, yang seolah tak tergoyahkan dengan cobaan apapun.
Baca Juga: Kekayaan Bukan Segalanya 1: Marni Gadis Kecil yang Enerjik dan Punya Sikap Mandiri
Bahkan kadang nasihat orang tua pun diabaikan, jika tak sesuai dengan keinginan yang hendak dilakukannya.
Tapi dengan kondisi fisik yang tak berdaya, Marni hanya bisa tergolek di tempat tidur. Beberapa keputusan penting terkait dengan pekerjaannya di perusahaan memang masih bisa dilakukannya.
Namun hal itu juga membuat Marni makin sedih. Ia kini menyadari bahwa kemampuan manusia sangatlah terbatas. Apalagi jika sakit mendera, maka tak banyak yang bisa dilakukan kecuali harus pasrah dengan keadaan.
Semangat Marni seakan makin rontok, ketika tim dokter yang merawatnya menyampaikan kabar tak terduga. Ternyata dirinya tengah menderita penyakit mematikan yang sangat ditakuti, kanker sudah stadium 4.
Baca Juga: Amalan-amalan Pembuka Pintu Rezeki, Salah Satunya Menjalin Silaturahim
Meski dokter memberinya dorongan semangat untuk melewati proses pengobatan sebagai upaya penyembuhan, namun semangat Marni sudah benar-benar hancur. Ia hanya bisa menangisi dirinya sendiri.
Setiap kali Bu Baroto datang untuk menemaninya, air matanya tak terbendung mengalir di pipinya. Dipandanginya wajah tua ibunya, yang selama ini seolah telah ia abaikan.
Rasanya baru sebentar ia mengenal ibunya, akibat kesibukannya yang luar biasa dalam urusan pekerjaan. Bahkan rasanya baru kemarin ia merasakan ditimang dan digendong ibunya saat dirinya masih kecil dan menangis minta sesuatu.
"Mungkinkah aku harus mendahului ibu meninggalkan dunia ini?" tanya Marni dalam hati.
Baca Juga: Sedang Mancing Ikan Gabus Diganggu Pesawat Drone dan Sialnya Naik Motor Malam Hari Diterjang Banjir
Marni pun menyesal selama ini jarang sekali menghabiskan waktunya dengan ibunya. Perempuan tua dengan wajah sayu akibat ditelan usia itu terlihat sangat teduh di mata Marni.