harianmerapi.com - Sebagai pekerja keras, Marni menjadi lupa memikirkan masalah kesehatan dan keluarga. Sudah beberapa kali sebenarnya ia merasakan adanya rasa sakit di bagian dalam tubuhnya.
Namun karena kesibukannya yang luar biasa, membuat Marni enggan untuk memeriksakan diri ke dokter. Hanya sesekali saja ia berobat, setelah itu lupa lagi.
Oleh dokter sebenarnya sudah disarankan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan, namun Marni tak pernah melakukan dengan alasan sibuk dengan pekerjaannya.
Baca Juga: Kekayaan Bukan Segalanya 1: Marni Gadis Kecil yang Enerjik dan Punya Sikap Mandiri
Sampai akhirnya rasa sakit itu sudah tak tertahankan lagi, sehingga memaksa Marni harus pergi ke rumah sakit.
Oleh dokter ia disarankan untuk opname, guna melakukan pemeriksaan lebih detil mengenai penyakit yang sedang dialaminya.
Terpaksa Marni harus menurut, karena memang kali ini rasa sakitnya sudah luar biasa. Selain itu, kondisi fisiknya tak bisa melakukan aktifitas lagi, selain hanya tergolek di tempat tidur.
Di saat dalam kondisi seperti ini, Marni baru menyadari betapa pentingnya sebuah keluarga. Ia sedang membutuhkan bantuan, bukan dalam bentuk materi, namun dukungan moral agar kuat menghadapi cobaan yang sedang dihadapi.
Baca Juga: Beberapa Kelebihan Umat Islam dalam Menjaga Keserasian dan Keseimbangan Hidup
Memang ia masih memiliki orang tua. Namun kondisi Bu Baroto dan Pak Baroto sudah sangat renta. Mereka sendiri juga dalam kondisi yang sudah sangat rapuh akibat usianya, sehingga sulit untuk diajak berkomunikasi. Apalagi untuk mencurahkan isi hati, sekadar untuk meringankan beban yang sedang dirasakan.
Artikel Terkait
Kekayaan Bukan Segalanya 8: Takut Jadi Perawan Tua, Terkena Rayuan Setan Berani Nekat Melanggar Norma Agama
Kekayaan Bukan Segalanya 9: Sudah Hamil Lebih Dulu, Terpaksa Dinikahkan
Kekayaan Bukan Segalanya 10: Menikah Akibat Terpaksa, Istri Kecewa Ternyata Suami Anak Mami
Kekayaan Bukan Segalanya 11: Waktu Begitu Cepat, Menjadi Ayah dan Ibu Ternyata Tak Semudah yang Dibayangkan
Kekayaan Bukan Segalanya 12: Kakak Beradik Kondisi Ekonomi Berbeda, Ibarat Langit dan Bumi