Ekspansi Panembahan Senopati ke Jawa Timur 6: Pasuruan Jadi Sasaran, Bekel Keniten Menantang Perang Tanding

photo author
- Rabu, 19 Januari 2022 | 21:00 WIB
Bekel Keniten yang sombong mencoba melawan Panembahan Senopati (Ilustrasi Pramono Estu)
Bekel Keniten yang sombong mencoba melawan Panembahan Senopati (Ilustrasi Pramono Estu)

harianmerapi.com - Setelah urusan dengan Kadipaten Madiun selesai, maka keesokan harinya prajurit Mataram sibuk mempersiapkan diri untuk mengadakan ekspansi ke wilayah Kadipaten Pasuruhan.

Mengapa dipilih Pasuruhan untuk ditaklukkan? Pasalnya menurut perhitungan merupakan Kadipaten terlemah di wilayah Bang Wetan.

Bahkan ketika mendengar kabar wilayahnya akan diserang Panembahan Senopati, Adipati Pasuruhan ketakutan. Beliau memilih tak melakukan perlawanan dan segera menyiapkan harta benda dan emas raja brana untuk diserahkan kepada Panembahan Senopati sebagai tanda takluk.

Baca Juga: Mendapatkan Harta Dengan Laku Syirik dan Bantuan Setan, Semua Kekayaan Ludes Seketika Habis Terbakar

“Jangan buru-buru menyerah, Kanjeng Adipati! Kita harus satria, harus jantan, dan harus berani melawan Panembahan Senopati dari Mataram itu”, kata Bekel Keniten seorang abdi Kadipaten Pasuruhan yang merasa dirinya sakti dan pilih tanding dengan lantangnya.

“Terserah kalau kamu akan melawannya, Keniten”, jawab Kanjeng Adipati seraya mengizinkan Bekel Keniten yang akan melawan Panembahan Senopati itu untuk membawa seratus orang prajurit pilihannya.

Sementara itu seorang prajurit sandi Mataram berlari tergopoh-gopoh menghadap Panembahan Senopati untuk memberikan laporan penting,

“Panembahan Senopati, sebenarnya Adipati Pasuruhan ingin menyerah dan tak akan mengadakan perlawanan”, kata prajurit Sandi itu.
“He.eh, terus apa lagi yang akan kamu laporkan kepadaku?”

Baca Juga: Ibu Kota Negara di Kalimantan Bernama Nusantara

“Tetapi Bekel Keniten menyanggupkan diri mau perang tanding melawan Panembahan Senopati”.
“Ooooo, begitu? Baiklah aku akan segera berangkat bersama empat puluh prajuritku.”

Panembahan Senopati segera mempersiapkan diri dengan mengenakan pakaian serba hitam begitu juga dengan ke empat puluh prajuritnya juga berseragam serba hitam dengan bersenjatakan tombak.

Di tengah perjalanan mereka bertemu dengan sekelompok prajurit Kadipaten Pasuruhan yang bersenjata lengkap, Mereka dipimpin oleh seorang bekel yang merasa mumpuni ilmu kanuragannya.

“He, kalian siapa?”, bertanya Bekel Keniten mencegat prajurit Mataram di tengah jalan. Dengan congkaknya dia tetap methengkreng di punggung kudanya.

Baca Juga: Ghibah Adalah Perbuatan Keji, Ini Tips untuk Menghindarinya

“Aku adalah lurah prajurit Tombak Cemeng abdi dari Panembahan Senopati yang disuruh bertemu dengan Bekel Keniten,” jawab Panembahan Senopati berpura-pura tanpa mau turun dari kudanya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X