harianmerapi.com - Bertindak tanpa berpikir lebih dahulu, maka bisa fatal akibatnya. Begitu pula yang dirasakan Diran saat ini yang harus hidup jadi gelandangan.
Namun tanpa disadari, kerasnya kehidupan seolah membuat Diran seperti ditempa dengan keadaan. Ia jadi terbiasa bagaimana harus bisa bertahan untuk hidup.
Dalam hati kecilnya ada rasa penyesalan juga, mengapa dirinya minggat pergi dari rumah dengan tanpa tujuan. Sekarang ia harus luntang-lantung dan kelaparan setiap saat.
Baca Juga: Doa Ibu yang Terkabulkan: Masa Kecil Jadi Korban Bully Teman-temannya di Sekolah
Guna memenuhi tuntutan perutnya, terpaksa harus mengkorek-korek tempat sampah mencari sisa-sisa makanan.
Dan itu kadang harus berebut dengan gelandangan lain, yang sudah terbiasa beroperasi di tempat tersebut.
Bahkan tak jarang Diran diusir-usir dan diancam, karena dianggap mengganggu ketentraman mereka. Terpaksa Diran berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya.
Belum lagi jika bertemu dengan preman yang berkuasa di wilayah tersebut, ancamannya lebih mengerikan. Bukan saja diusir tapi juga akan dibunuh.
Baca Juga: Berbagai Pola Perilaku Agresif Remaja, Salah Satunya Agresi Fisik Bertujuan Merugikan Seseorang
Dengan mata kepala sendiri Diran sering menyaksikan perkelahian di antara orang-orang yang tak dikenal.
Jika sudah seperti itu, Diran hanya bisa berlari dan bersembungi. Ada rasa takut, tapi karena tak ada pilihan lain, maka mau tak mau harus dijalani juga.
Berbagai pengalaman mengerikan yang sebelumnya tak terbayangkan itu, pada sisi lain membuat mental Diran menjadi lebih tangguh.
Lama kelamaan, tak ada rasa takut lagi di hatinya. Selain itu, otaknya selalu berputar bagaimana caranya agar bisa bertahan hidup di tengah situasi yang sangat tidak menentu.
Baca Juga: Cerita Misteri Penampakan Gadis Berkaca Mata Tebal yang Ternyata Meninggal di Kampus
Meski di kota besar, tapi Diran merasakan seperti layaknya di hutan lebat. Siapa yang kuat maka dia yang akan selamat. Tapi juga dibutuhkan akal untuk bersiasat.