harianmerapi.com - Kadang jika sudah menjadi orang tua masih merasa dikejar dosa, karena pernah melakukan hubungan terlarang di masa muda. Terlebih lagi jika darah daging hasil hubungan terlarang itu ditinggalkannya begitu saja.
Hari ini Bu Siska datang lebih pagi dari biasanya. Sebagai pimpinan sebuah perusahaan, setiap menjelang akhir bulan pasti banyak surat-surat yang harus dipelajari dan segera ditandatangani.
Suasana kantor masih sepi, sehingga Bu Siska bisa bekerja lebih tenang. Dia duduk di kursi kerjanya yang empuk. Saat akan membuka map pertama, matanya tertumbuk pada kalender di ujung meja. Hatinya berdesir melihat tanggal yang sengaja ia lingkari.
Baca Juga: Kena Batu Akibat Mokel di Bulan Puasa dan Mengobati Sakit Gigi dengan Cengkih
Bu Siska masih ingat betul, ada kejadian yang masih melekat di benaknya. Kala itu, dia bersama kekasihnya yang sama-sama masih kuliah, bersembunyi di rumah seorang bidan di pinggiran kota.
Masih terngiang jelas di telinganya, suara tangis bayi merah yang baru saja keluar dari rahimnya. Ya, tepat hari ini 17 tahun silam, ia melahirkan seorang jabang bayi perempuan, hasil hubungan terlarang dengan sang pacar.
Karena takut dengan orang tua, mereka sepakat untuk menitipkan sang bayi pada sebuah keluarga sederhana.
Baca Juga: Horor Ketika Lupa Tidak Memberi Sesaji pada Cucu yang Tewas Jatuh Kecebur Jumbleng
Awalnya ia masih sempat beberapa kali menemui putri mungilnya sekaligus memberi biaya perawatan. Namun lantaran kesibukan kuliah dan takut ketahuan orang tuanya, maka dengan berat hati ia harus meninggalkan si buah hati.
Bahkan hubungan dengan pacarnya juga mengalami kegagalan. Namun ia akhirnya berhasil lulus dan kini melanjutkan usaha orang tua menangani sebuah perusahaan cukup besar.
Secara materi Bu Siska memang sukses besar. Kini segalanya bisa ia punya. Begitu pun dengan keluarga kecil yang sudah dibangunnya sejak 10 tahun silam. Sekalipun sudah ada dua bocah riang yang setiap hari menghiasi kehidupan rumah tangganya, tapi tetap saja ada perasaan mengganjal di hati Bu Siska.
Baca Juga: Lima Ujian yang Dihadapi Hidup Orang Beriman
Ia merasa selalu dikejar dosa, setiap teringat pada anaknya yang kini entah dimana rimbanya.
Dan hari ini, mestinya menjadi hari berbahagia bersama putrinya tersebut, karena merupakan ulang tahunnya yang ke-17. Hari yang bagi seorang putri mestinya dirayakan secara istimewa.
"Apakah tekanan batin ini harus saya bawa sampai mati?" tanya Bu Siska dalam hati.
Ingin rasanya mencari dimana sang putri sekarang berada, namun pada sisi lain ia juga takut rahasia masa lalunya terbongkar oleh suami.