harianmerapi.com - Pulang ke Tangerang Jumanto sudah bisa menarik nafas lega. Setidaknya hal yang mengganjal tentang status pernikahan dengan Bonikem sudah beres.
Proses perceraian berjalan dengan lancar, karena kedua belah pihak sudah tidak mempersoalkan hal-hal terkait dengan perceraian.
Dan sebenarnya lebih hanya untuk formalitas belaka, mengingat sesungguhnya mereka sudah berpisah puluhan tahun lamanya.
Baca Juga: Cerita Misteri Bercinta dengan Gendruwo Melahirkan Anak Berbulu di Seluruh Tubuhnya
Begitu pula dengan kepastian soal anak. Jumanto merasa bangga, Jimanto yang dulu ia lupakan ternyata telah menjadi orang yang sukses.
Sekalipun ia tidak turut memberi andil dalam meraih kesuksesan itu, setidaknya ada darah dagingnya yang akan melanjutkan kehidupan.
Sebelumnya ia sudah cemas, lantaran dengan Tinuk, istrinya yang sekarang, tidak memiliki keturunan. Ditemukannya si anak hilang dan sudah menjadi orang sukses, seolah menjadi oase di padang luas nan kering.
Baca Juga: Kewajiban Suami dan Istri untuk Meraih Keluarga Surgawi
Namun yang masih menjadi pertanyaan Jumanto, maukah Jimanto mengakui dirinya sebagai seorang ayah?
Ada perasaan takut juga untuk menemuinya, karena bayangan anaknya yang sudah menjadi bos akan mengungkit masa lalunya dan menumpahkan kemarahan.
Setelah berpikir beberapa pekan, suatu hari Jumanto memberanikan diri juga untuk menemui bos Jimanto di ruangannya.
Baca Juga: Driver Ojek Online Bingung Habiskan 7 Porsi Soto dan Bingung Kunci Motor Hilang Saat Dipinjam Teman
"Silakan Pak, ada perlu apa," kata Jimanto dengan ramah, saat mengetahui salah satu pegawai di proyek ingin menemui dirinya.
"Terima kasih Pak, perkenalkan saya Jumanto," agak kikuk juga Jumanto menyebut anaknya dengan sapaan 'Pak'.
Sedang Jimanto sendiri saat mendengar nama Jumanto, agak terhenyak. Masih teringat ucapan ibunya, bahwa ayahnya bernama Jumanto. Dan orang bernama sama, itu ada di hadapannya.