harianmerapi.com - Setelah Jumanto dan Bonikem duduk di sofa yang empuk, untuk sesaat dua insan yang pernah jadi suami dan istri saling mencinta itu sama-sama terdiam.
Tidak tahu apa kata-kata yang harus diucapkan. Bonikem sendiri menunggu Jumanto membuka pembicaraan, karena suaminya itu yang datang ke rumahnya secara tiba-tiba. Bukan dia yang mengundang.
Sedang Jumanto sendiri agak rikuh dengan posisinya, setelah sekian puluh tahun pergi tanpa pamit. Tapi sekarang ia sudah kembali ke rumah yang dulu pernah ditinggalinya dan sekarang di depannya sudah duduk istri yang tak pernah dinafkahinya. Bagaimana pun Jumanto harus berani menghadapi kenyataan.
Baca Juga: Cerita Horor Cari Pesugihan Kain Kafan Orang Meninggal, Jiwanya Malah Terguncang
"Rumahmu bagus, Ikem" akhirnya keluar kata-kata dari mulut Jumanto, sekadar untuk memecah kebuntuan.
"Alhamdulillah, berkat doa Mas Jumanto juga," kata Bonikem, kata-kata yang terasa menusuk hati Jumanto karena ia merasa disindir.
"Apa tujuan mas tiba-tiba datang ke sini?" lanjut Bonikem.
Sekali lagi kata-kata yang membuat Jumanto semakin merasa tidak nyaman. Sekalipun diucapkan dengan lemah lembut, tapi bagi Jumanto terdengar seperti petir yang menyambar ubun-ubunnya.
Baca Juga: Silakan Mampir di Warung Makan Mi Ayam Mumet dan Pencuri Spesialis Bandul Timbangan
Betapa malunya Jumanto mendapat pertanyaan seperti itu, karena puluhan tahun yang lalu ia pergi dari rumah itu tanpa meninggalkan pesan apapun. Lebih parah lagi, ia pergi bersama seorang janda saat Bonikem baru saja melahirkan seorang bayi laki-laki.
Dan kini, bayi laki-laki itulah yang menjadi alasan Jumanto memberanikan diri balik ke rumah Bonikem.
Bukan karena Bonikem, tapi karena keingintahuannya tentang anaknya sekarang, Jimanto. Benarkah anaknya itu sekarang sudah menjadi bos, sebagaimana orang yang dikenalnya di tempat proyek ia bekerja?
Baca Juga: Empat Macam Kedudukan Anak dalam Al Quran
Pertanyaan itulah yang mendorong Jumanto jauh-jauh sampai datang ke sini.
Hanya Jimanto yang ia pikirkan. Bahkan Jumanto tak sempat berpikir bagaimana status Bonikem sekarang. Apakah sudah bersuami lagi atau belum. Tapi sepertinya Bonikem tetap dalam statusnya yang dulu, karena sampai saat ini tak pernah ada proses perceraian di antara mereka.
"Maafkan saya Ikem, meskipun mungkin kesalahan yang pernah kulakukan tak termaafkan," kata Jumanto.
Tidak ada reaksi dari Bonikem. Dalam hatinya memang sudah lama ia memaafkan perbuatan Jumanto, karena Bonikem tak ingin dirinya sakit hanya memikirkan sesuatu yang sudah berlalu.