harianmerapi.com - Pulang dari sekolah, Hendri (bukan nama sebenarnya) tiba-tiba menghentikan langkahnya saat hendak masuk ke rumah.
Di teras rumah, ia mendengar ada suara gaduh di dalam rumah. Suara yang sangat dikenalnya, orang tuanya sedang berkengkar.
"Lagi-lagi mereka bertengkar," kata Hendri dalam hati, sambil membalikkan badan dan tancap gas naik motor dengan kencang.
Baca Juga: Mencari Rumput di Malam Jumat Kliwon, Ketemu Wewe Cantik di Tempuran Sungai
Akhir-akhir ini, orang tua Hendri memang sering terlibat pertengkaran yang tidak jelas.
Hal itu acap kali dilakukan di depan Hendri. Bahkan sudah menjadi rahasia umum di lingkungan sekitar, bahwa rumah tangga Pak Dirga (bukan nama sebenarnya) sedang tidak harmonis.
Secara ekonomi Pak Dirga memang lebih dari cukup. Ia mampu memberikan semua kebutuhan keluarga, bahkan jauh di atas rata-rata para tetangganya.
Baca Juga: Pasien Disangka Petugas Rumah Sakit dan Kakek Ditinggalkan Begitu Saja di Pinggir Jalan
Rumah yang megah, mobil ada dua, dan berbagai fasilitas lainnya yang orang lain hanya menjadi angan-angan.
Namun rupanya tercukupinya kebutuhan ekonomi tak menjadi kebahagiaan sebuah keluarga.
Bahkan Hendri merasa belakangan ini seperti tinggal di neraka jika pulang ke rumah.
Baca Juga: Gara-gara Hantu Sok Usil Bikin Pembantu Tidak Betah
'Rumahku bukan surgaku'. Kata-kata itu ditulisnya dengan spidol besar dan ditempel di kamarnya.
Karenanya, Hendri lebih senang keluyuran di luar atau bermain di rumah temannya. Seperti siang itu, sebenarnya Hendri ingin istirahat di rumah, karena pagi harinya ada kegiatan olahraga di sekolah.
Tapi belum masuk rumah, ia sudah disuguhi drama yang tak nyaman dari kedua orang tuanya.