SETELAH berputar-putar nampak dari kejauhan terdapat jalan yang mereka cari. Samingun mulai bernapas lega. Memasuki perkampungan disambut dengan oncor di pinggir jalan. Orang-orang pun mulai nampak lalu-lalang.
Akhirnya mereka tiba di lokasi. Panggung yang begitu luas menyapa kehadiran mereka. Mereka pun mulai mempersiapkan diri.
Tak lama pentas ketoprak pun dimulai. Riuh para penonton menambah meriah pementasan. Musik gamelan mulai menggema, satu persatu mulai memainkan perannya. Para penonton tertawa terbahak-bahak menyaksikan tingkah konyol para pemain. Tepukan penonton terdengar berulangkali.
Baca Juga: Mensyukuri Nikmat 21: Perang Terselubung Dua Istri
Malam semakin larut suasana pun semakin ramai teriak penonton tak dapat di bendung lagi. Mereka tertawa terbahak-bahak. Grup ketoprak pun sukses menggelar pementasan.
Para penonton begitu antusias. Mereka pun melepas kepergian Bima dan rombongan dengan suka cita. Melihat apresiasi yang luar biasa dari penonton lelah yang mereka rasakan terbayarkan.
Pementasan semalam suntuk pun tak membuat mereka lelah. Mereka pun pulang dengan hati riang.
Baca Juga: Saparan Merti Dusun Krandegan 4: Memberi Saweran dan Membayar Nadar Jadi Kewajiban
Hari hampir pagi, kokok ayam jantan mulai terdengar. Mereka pun tiba di kediaman rumah masing-masing. Tak lama adzan Subuh berkumandang seusai solat mereka pun beristirahat.
Saking pulasnya terik matahari yang menyusup lewat kaca jendela tak mampu membangunkan mereka. Bisa dimaklumi semalam suntuk mereka beradu akting pasti kelelahan.
Artikel Terkait
Yang Diajak Nonton di Bioskop Ternyata Saudara Kembar Pacar yang Sudah Meninggal
Almari Kuna Menyimpan Misteri Soal Bocah Bengal yang Bernasib Sial
Motor Diusili karena Sering Membersihkan Area Perempatan Palbapang
Misteri Perempuan Cantik yang Menunjukkan Kepandaian Berakting
Misteri Pentas Ketoprak di Hutan Randublatung 1: Tidak Ada Satu pun Mobil yang Melintas