hidayah

Kejujuran Membawa Nikmat 3: Pertimbangan Mengadopsi Anak untuk Pancingan

Sabtu, 28 Agustus 2021 | 07:16 WIB
Parno selalu kepikiran untuk mengadopsi anak. (Ilustrasi Sibhe)

BERBAGAI upaya telah dilakukan Parno dan Dina, agar bisa segera memperoleh keturunan. Baik itu secara medis, maupun cara-cara yang lainnya. Menurut dokter, keduanya sebenarnya tidak mengalami masalah.

Namun yang membuat Parno tidak habis pikir, lima tahun usia pernikahan mereka belum juga ada tanda-tanda Dina bakal hamil.

"Cobalah kamu adopsi anak, kata orang tua itu bisa menjadi pancingan agar nanti istrimu bisa hamil," kata Gito (bukan nama sebenarnya), teman sekantor Parno saat mereka tengah ngobrol santai.

Baca Juga: Duel Tuyul Lawan Tuyul 1: Penghasilan Berkurang Jauh Sejak Masa Pandemi

Ucapan Gito itupun merasuk ke pikiran Parno, hingga terbawa kemanapun dia pergi. Baik di kantor, di jalan, apalagi di rumah, saat bercengkerama dengan Dina.

"Apa benar, jika kita mengadopsi anak, Dina bisa hamil ya mas?" tanya Dina.
"Mas juga tidak yakin, tapi kata orang-orang memang begitu."

Guna meyakinkan pendapat tersebut, Parno berinisiatif mengajak Dina untuk berkonsultasi ke dokter. Namun dokter tidak memberi jawaban yang pasti.

Baca Juga: Bisikan dari Sukun Growong 1: Hidup Sebatang Kara Merasa Nasibnya Buruk

"Secara medis tidak membuktikan mengadopsi anak akan memancing si ibu untuk cepat hamil," kata dokter.

Penjelasan itu sempat membuat Parno agak ragu. Namun rupanya Dina benar-benar sudah ingin menimang bayi. Upayanya bekerja untuk mengisi kesibukan tetap saja tak bisa menghapus rasa kesepiannya. Terlebih lagi ada rasa malu, setiap disapa orang dengan perkataan, "Belum punya momongan ya?"

Untuk meringankan beban pikirannya, Parno pun menyempatkan diri untuk mengunjungi kedua orangtuanya, Pak dan Bu Surya (bukan bama sebenarnya). Dua sosok yang selama ini sangat ia hormati, namun sedikit terlupakan sejak dirinya berumahtangga sendiri.

Baca Juga: Mengenal Sosok Semar 1: Tokoh Bijaksana dan Sakti dalam Dunia Mistis Jawa

Selama ini Pak Surya maupun istrinya memang tak pernah menanyakan masalah belum hamilnya Dina ke Parno, karena untuk manjaga perasaan anak dan menantunya itu. Baru setelah Parno sendiri yang membuka pembicaraan, maka Pak Surya pun dengan senang hati menanggapi.

"Keinginanmu untuk mengadopsi anak memang baik, tapi ingat, jangan sekali-kali kamu berpikiran pilihanmu itu dengan maksud untuk memancing agar Dina cepat hamil," kata Pak Surya.

"Bapak tidak ingin menghalang-halangi, namun jika memang sudah mantap kamu harus paham betul bagaimana hukumnya mengadopsi anak, baik secara agama maupun secara hukum negara. Ini menyangkut nasib manusia, jadi harus dipertimbangkan dengan matang. Jangan sampai didorong nafsu berlebihan, akhirnya menyesal di kemudian hari," lanjut Pak Surya.

Halaman:

Tags

Terkini

Filosofi laron dalam masyarakat Jawa

Senin, 28 April 2025 | 14:45 WIB