harianmerapi.com - Kumpulan cerita hidayah pemimpin yang Zalim. Lamaran Pak Sungsang yang serta merta diterima oleh Pak Sabar ternyata tanpa sepengetahuan Lola.
Karena itu, betapa kecewanya Lola, ketika ia dibertahu Bu Sabar bahwa sebentar lagi dirinya akan menikah dengan Puma setelah Pak Sungsang mengajukan lamaran.
Bagi masyarakat desa dimana Lola tinggal, memang sudah menjadi kebiasaan urusan pernikahan dibicarakan antar orangtua kadang tanpa melibatkan si anak.
Baca Juga: Pemimpin yang Zalim 1: Kepala Desa Meninggal Mendadak secara Misterius, Warga pun Geger dan Heboh
Namun bagi Lola hal itu dianggapnya sudah ketinggalan zaman.
Ia merasa punya pendapat yang juga harus dihargai oleh orangtua.
"Bapak tidak bisa menolak lamaran Pak Sungsang, karena beritanya sudah menyebar di masyarakat."
"Satu-satunya cara untuk menutup aib, maka Lola harus bersedia menikah dengan Puma," kata Bu Sabar pada Lola.
Baca Juga: Pemimpin yang Zalim 2: Suara Pro dan Kontra Muncul Setelah Kepada Desa Meninggal Mendadak
Lola tak bisa menjawab. Ia hanya diam saja meski dalam hatinya menangis.
Ia tak kuasa untuk memberontak meski akan dijodohkan orang yahg telah menyakiti dirinya dan dibencinya setengah mati.
Air mata Lola sudah habis sehingga tak mampu menangis lagi. Ia hanya mampu mmendekap bantal dengan erat.
Hal itu dilakukan Lola sampai berhari-hari. Mengurung di dalam kamar saat menanti hari pernikahan tiba.
Baca Juga: Pemimpin yang Zalim 3: Warga Memilih Calon Pemimpin Baru, Muncul Nama-nama sebagai Jago
Ia tak mau tampil cantik di hari bahagia itu karena untuk menunjukkan bahwa dirinya tidak setuju dengan pernikahan dengan Puma.