kearifan

Kiai Ageng Henis dan Jejaknya di Laweyan 5: Membenahi Kampung Laweyan yang Sudah Ada Sejak Zaman Pajang

Sabtu, 21 Mei 2022 | 12:10 WIB
Kampung Laweyang yang sekarang jadi Cagar Budaya. (Kemdikbud.go.id)

harianmerapi.com - Kiai Ageng Henis dan Jejaknya di Laweyan. Laweyan sudah ada sejak tahun 1500 masehi.

Dahulunya, daerah ini banyak ditumbuhi pohon kapas dan menjadi sentra industri benang yang berkembang menjadi sentra industri kain tenun dan pakaian.

Kain hasil tenun dan pakaian disebut Lawe sehingga daerah ini dikenal dengan sebutan Laweyan.

Baca Juga: Kiai Ageng Henis dan Jejaknya di Laweyan 1: Putra Bungsu Ki Ageng Sela yang Hijrah ke Pengging

Industri dan perdagangan di Laweyan semakin berkembang sejak digunakannya Kali Kabangan sebagai jalur transportasi dari dan menuju Kerajaan Pajang.

Asal muasal kampung laweyan ini juga memiliki beberapa versi, pertama, diperkirakan terjadi pada masa kerajaan Pajang saat pemerintahan Sultan Hadiwijaya (1568-1582) yang kedua, nama Laweyan ada pada masa pemerintahan Mangkurat III (1703-1704).

Meski demikian, Laweyan telah ada sebelum kerajaan Pajang ada namun desa ini menjadi hidup dan berarti sejak Kiai Ageng Henis bermukin dan membenahi desa ini.

Baca Juga: Kiai Ageng Henis dan Jejaknya di Laweyan 2: Berhasil Mengajak Kiai Ageng Beluk Memeluk Agama Islam

Sejak dahulu, masa dinasti Mataram, Laweyan terkenal sebagai daerah pengrajin batik. Bahkan Panembahan Senapati, cucu Kiai Ageng Henis pun banyak menandai artefak atau situs kawasan sejarah yang ditinggalkannya.

Laweyan mulai diperhitungkan saat kiai Ageng Henis dan cucunya Raden Ngabehi Lor Ing Pasar tinggal di Laweyan tahun
1546 M.

Artefak yang penting dengan kehadiran Kiai Ageng Henis adalah adanya peninggalan Masjid yang dahulunya adalah sebuah Pura.

Kemudian adanya Astana Laweyan yang merpakan makam Kiai Ageng Henis. Dua bangunan ini adalah bangunan termegah pada masanya sehingga diceritakan pada masa Kerajaan Pajang Laweyan telah menjadi pusat kekuasaan.

Baca Juga: Kiai Ageng Henis dan Jejaknya di Laweyan 3: Sutawiyaya Mengajak Para Pengikutnya Berguru pada Sang Kakek

Kehadiran desa Laweyan dalam sejarah juga ada cerita Sungai Laweyan yang pernah menjadi tempat dibuangnya mayat Jaka Pabelan yang bersalah karena bermain asmara dengan putri bungsu Sultan, yakni Raden Ayu Sekar Kedaton.

Nama laweyan juga hadir dalam geger Pacinan saat Sunan Paku Buwana II melarikan diri ke Ponorogo yang sebelumnya bersembunyi di Astana Laweyan tempat makan Kiai Ageng Henis. (Ditulis: Yosi Wulandari UAD) *

Halaman:

Tags

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB