harinmerapi.com - Kiai Ageng Henis dan Jejaknya di Laweyan. Syahdan, bangunan masjid dahulunya menyerupai rumah panggung sebagaimana yang ada di daerah pesisir.
Bangunan Masjid Laweyan berbentuk rumah panggung yang tinggi sehingga ada pula yang mengklaim Masjid Laweyan adalah masjid tertinggi.
Pada masa Paku Buwono X, bangunan masjid pun diubah total sehingga atap dibentuk khas joglo dan bertahan hingga ratusan tahun.
Baca Juga: Kiai Ageng Henis dan Jejaknya di Laweyan 1: Putra Bungsu Ki Ageng Sela yang Hijrah ke Pengging
Hal menarik lainnya dari masjid ini adalah penggunaan tiang kayu yang di dalam masjid adalah bekas tiang Keraton Kartasura akibat peristiwa geger pecinan
yang menyebabkan Paku Buwono II memindahkan kekuasaan di Desa Sela menjadi Keraton Kasunan Surakarta.
Laweyan pun berkembang pesat sebagai pusat penyebaran Islam. Sebagai perkampungan yang dibina Kiai Ageng Henis, banyak perubahan dan kebijakan ke arah yang positif yang diarahkan oleh Kiai Ageng Henis.
Kiai Ageng Henis juga adalah sosok negarawan sekaligus ulama yang memiliki integritas tinggi dan memiliki pemikiran maju.
Hal yang ia pikirkan tidaknya akhirat saja, tetapi menyeimbangkannya dengan kehidupan dunia. Para santrinya pun semakin banyak jumlahnya dan ilmu yang diajarkan tidaklah hanya ilmu agama.
Baca Juga: Kiai Ageng Henis dan Jejaknya di Laweyan 2: Berhasil Mengajak Kiai Ageng Beluk Memeluk Agama Islam
Artikel Terkait
Babad Tanah Jawi: Legenda Keris Kala Munyeng dan Sunan Giri, Pena yang Menghancurkan Prajurit Majapahit
Babad Tanah Jawi: Berziarah ke Makam Ki Gabukan di Gunung Mandhen Temanggung, Harus dengan Hati yang Bersih
Babad Tanah Jawi: Ki Ageng Selamanik Senopati yang Melanjutkan Perjuangan Pangeran Diponegoro Melawan Belanda
Babad anah Jawi: Pesareyan Antakapura Gunung Kelir di Selatan Kraton Mataram Kondang Angker
Babad Tanah Jawi: Ratu Wetan Meninggal Dimakamkan di Gunung Kelir, Raja Amangkurat I Mengalami Guncangan Jiwa