harianmerapi.com - Kondisi di dalam rumah tangga pun ternyata tidak jauh berbeda. Sekarang Salendro jarang bisa berkomunikasi dan meluangkan waktunya untuk keluarga bersama istri dan anak-anaknya.
Bu Restu bukannya tak tahu dengan penyebab perubahan sikap suaminya itu. Namun ia merasa tak bisa berbuat lebih jauh.
Sama seperti terhadap staf pamong yang menjadi bawahannya di kantor desa. Salendro juga melakukan intimidasi di rumah.
Baca Juga: Pemimpin yang Zalim 1: Kepala Desa Meninggal Mendadak secara Misterius, Warga pun Geger dan Heboh
Bu Restu seolah jadi tertekan, karena sikap keras Salendro. Padahal, ketika belum menjadi Kepala Desa, Salendro dikenalnya sebagai suami yang lemah lembut dan penuh pengertian.
Bu Restu dalam hati menyalahkan kehadiran Sunti, yang dinilainya sebagai wanita idaman lain dan pengganggu rumah tangga orang.
Kehadiran Sunti lah yang membuat perubahan total sikap Salendro.
Yang membuat batin Bu Restu makin tertekan, Sunti makin berani saja unjuk kedekatan dengan Salendro di depan matanya.
Baca Juga: Pemimpin yang Zalim 2: Suara Pro dan Kontra Muncul Setelah Kepada Desa Meninggal Mendadak
Beberapa kali Sunti datang ke rumah tepat tinggal Salendro saat Bu Restu juga ada di dalamnya. Alasannya memang urusan bisnis atau dinas. Namun Bu Restu tahu benar, mereka berdua punya maksud lain.
Mereka sudah sungguh keji, karena seolah unjuk kemesraan terang-terangan di depan istri. Batin Bu Restu hanya bisa menjerit, tak tahu kemana harus menumpahkan kemarahannya.
Pernah suatu ketika Bu Restu mencoba membicarakan dengan baik-baik, namun yang ia terima justru tamparan ke pipi.
Bukan tamnparannya itu yang membuat Bu Restu sakit hati, namun tindakan suami yang sudah berani melakukan tindak kekerasan.
Baca Juga: Pemimpin yang Zalim 3: Warga Memilih Calon Pemimpin Baru, Muncul Nama-nama sebagai Jago
Terlebih lagi, Salendro seorang kepala desa, yang seharusnya memberi contoh pada warganya. Jika di depan warga, Salendro memang masih mencoba menunjukkan keharmonisannya dengan Bu Restu.