harianmerapi.com - Sulinem alias Lince adalah korban KDRT alias kekerasan dalam rumah tangga. Ia menikah dengan suaminya terdahulu dalam usia yang masih sangat muda, 15 tahun.
Hal itu terpaksa ia lakukan lantaran telanjur hamil duluan. Saat baru menginjak bangku SMP, Sulinem sudah bergaul kelewat batas.
Meski hidupnya di desa, namun Sulinem sekolah di kota sehingga untuk menutupi rasa mindernya sebagai wanita desa ia menunjukkannya secara berlebihan.
Baca Juga: Manusia Bisa Berubah 1: Jadi Preman Kampung Hanya karena Mencari Perhatian Orangtua
Ia tak ingin diperolok teman-temannya, sehinga selalu berusaha mengikuti tren yang saat itu sedang berkembang.
Bahkan tak mau kalah, Sulinem pun ikut-ikutan bermain asmara dengan lawan jenisnya. Kebetulan ia kenal dengan laki-laki yang sekolah di sebuah SMA dekat sekolahnya.
Sulinem pun selalu bangga memamerkan kepadfa teman-temannya bahwa dirinya sudah punya pacar.
Tanpa pengawasan orang tuanya membuat Sulinem bebas untuk berbuat sesuka hatinya. Dari sinilah Sulinem kemudian terlibat pergaulan di luar batas, hingga akhirnya ia berbadan dua.
Baca Juga: Manusia Bisa Berubah 2: Suka Berbuat Kriminal, Sering Berurusan dengan Polisi Tetap Tidak Kapok
Beruntung Jasman, pacarnya itu mau bertanggung jawab. Ternyata Jasman sama dengan Sulinem, orang desa yang ingin bergaya lagaknya orang kota.
Oleh orang tua masing-masing, disepakati mereka dinikahkan meski sama-sama belum cukup umur.
Sulinem memang bisa meneruskan hingga dirinya lulus SMP yang memang tinggal sebentar lagi, namun setelah itu harus berhenti karena menunggu kelahiran anaknya.
Sementara Jasman bisa melanjutkan sekolah hingga lulus SMA.
Baca Juga: Manusia Bisa Berubah 3: Tindak Kriminal dan Mabuk-mabukan Berkurang Setelah Berkenalan dengan Wanita
Sulinem pun hanya bisa menyesali nasibnya, harus menikah dalam usia masih sangat muda. Selain menanggung malu, ia juga harus kehilangan teman-temannya di kota.