hidayah

Cerita hidayah preman kampung yang dulu digdaya namun kini hidupnya merana

Rabu, 15 Mei 2024 | 18:00 WIB
Ilustrasi cerita hidayah preman kampung yang dulu digdaya namun kini hidupnya merana (Sibhe)

HARIAN MERAPI - Sering kita dengn istilah preman kampung untuk orang yang sok jagoan. Ini cerita hidayah tentang seorang preman kampung yang dulu digadaya tapi sekarang kondisinya merana.

Yuwana (semua nama disamarkan) terkenal di kampungnya sebagai preman. Ia kerap ngisruh dan berlagak jadi jagoan.

Lantaran hal itu warga di kampung takut dengan Yuwana. Mereka khawatir dipukuli jika mencoba mengingatkan dan menantang.

Baca Juga: Kirab Pusaka Tombak Kyai Turun Sih tandai puncak peringatan Hari Jadi ke108 Kabupaten Sleman

Untuk menunjang kegiatannya sebagai preman, Yuwana rutin angkat barbel di rumahnya. Jangan dibayangkan barbel seperti di tempat fitnes.

Barbel ia buat sendiri dari bekas kaleng roti yang diisi dengan semen lalu di tengahnya diberi besi sebagai pengangkat.

Ia rutin latihan sehingga badannya kekar. Karena setiap hari latihan, badannya kerap letih. "Minum ini aja mas. Minuman berenergi. Nanti kondisi fisik langsung prima dan segar," usul teman sesama preman yang kebetulan main ke rumah Yuwana.

Usul temannya itu ia coba. Ternyata memang benar. Setelah latihan beban, ia tak merasa capek. Bahkan, ia bisa langsung nongkrong di pasar, menarik uang keamanan kepada tukang parkir dan pedagang pasar.

Baca Juga: Indonesia Tuan Rumah Workshop Global ITU, Percepat Literasi Digital di Seluruh Dunia

Lama-lama ia pun ketagihan. Dulu, ia hanya minum segelas. Belakangan, ia mulai minum sehari tiga kali. Ia merasa tidak lelah hingga malam, meski pagi hingga siang dia latihan angkat beban di teras rumahnya.

Ia pun makin digdaya dan disegani sesama preman karena fisiknya makin kekar dan ia tak lelah begadang. Tapi tak dinyana, asupan minuman berenergi melebihi dosis perlahan-lahan menggerogoti tubuhnya.

Ibaratnya, tubuhnya sebenarnya sudah lelah tapi karena digenjot dengan minuman berenergi mau tidak mau tubuhnya mengikuti ritme yang dimaui Yuwana.

Alhasil kemampuan fisik Yuwana perlahan-lahan menurun. Ini terlihat setelah 10 tahun mengonsumsi, tiba-tiba ia jatuh sakit. Ia lemas dan tidak memiliki kekuatan untuk beraktivitas normal.

Baca Juga: Tujuh perlakuan orang tua yang tidak tepat dalam mendidik anak, di antaranya over protective dan rejective

Keluarganya lantas membawa ke rumah sakit. Dokter mendiagnosis, ginjalnya sudah tidak berfungsi lagi lantaran kebiasaan buruk tersebut.

Halaman:

Tags

Terkini

Filosofi laron dalam masyarakat Jawa

Senin, 28 April 2025 | 14:45 WIB