HARIAN MERAPI - Kisah nyata Raja Preman Pelabuhan Tanjung Priok.
Ujang diangkat anak oleh dedengkot preman pro Belanda.
Si kecil Ujang lalu ditanya oleh Broto yang terkenal sebagai preman top di Tanjung Priok kala itu.
Broto kasihan lalu ia bertanya kepada beberapa anak buahnya di dalam mobil.
Ia lalu membawa Ujang masuk dam mobil berjalan menyusuri jalan tengah hutan di Banten.
Broto ini mencari orang pintar di Banten untuk melakukan pembunuhan melalui santet terhadap salah satu pimpinan geng di Batavia.
Broto dan anak buahnya kembali ke wilayah Tanjung Priok membawa serta Ujang yang kemudian diangkat sebagai anaknya karena Broto adalah lelaki mandul.
Broto adalah pimpinan preman Tanjung Priok kala itu, yang juga dekat dengan pemerintah Hindia Belanda
Menurut kanal You Tube Wahana Cerita ini yang dilansir harianmerapi.com, setiap ada masalah Broto cenderung menyelesaikan dengan jalam negosiasi dengan Belanda.
Singkat cerita, setelah Ujang berusia 18 tahun ia diberi kepercayaan oleh ayah angkatnya untuk menjadi pimpinan preman di Tanjung Priok.
Beda dengan ayah angkatnya, Ujang pemberani dan tokoh menentang Belanda.
Siapapun yang menentang ia bunuh fan kepala digantungkan di pelabuhan agar semua tahu dan tidak ada yang berani melawan.
Preman pimpinan Ujang ini bahkan merampok rumah warga Belanda dan hasilnya dibagikan ke orang miskin di sekitar pelabuhan Tanjung Priok.
Baca Juga: Pengalaman misteri Yono si anak TK yang suka bicara sendiri di depan pintu makam, ternyata ........
"Ujang dikenal Robin Hood Tanjung Priok waktu itu, " ujar narator di kanal You Tube Wahana Cerita.
Belanda ketakutan dan menyewa tiga dedengkot preman kuat dari Lampung agar membunuh Ujang.