Garis keturunan tersebut membuat Bagus Wanabaya merasa memiliki hak dalam menguasai wilayah Mangir.
Ia lebih dikenal dengan Ki Ageng Mangir karena berhasil menguasai daerah Mangir.
Mangir berada satu wilayah dengan kekuasaan Kerajaan Mataram, namun Ki Ageng Mangir yang menjadi pempimpin tidak mau tunduk pada Mataram.
Menurut Ki Ageng Mangir, wilayah Mangir adalah tanah perdikan Majapahit.
Jadi dia tidak mau jika harus tunduk pada Kerajaan Mataram.
Hal tersebut menjadi awal mula perselisihan antara Panembahan Senopati dengan Ki Ageng Mangir.
Menurut Babad Tanah Jawa, Panembahan Senopati merupakan trah Prabu Brawijaya V atau Bhre Kertabhumi dari Kerajaan Majapahit.
Panembahan Senopati ingin sekali menundukkan Ki Ageng Mangir.
Baca Juga: Dugaan korupsi di Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA), KPK sita uang tunai Rp5,6 miliar
Ia memikirkan berbagai cara yang kemungkinan bisa dilakukan.
Cara peperangan tidak bisa ia lakukan sebab Ki Ageng Mangir memiliki tombak sakti.
Ia menamai tombak sakti itu dengan sebutan Kiai Baru Klinting.
Tombak tersebut diyakinin terbuat dari batu meteori. Batu meteor memang sudah sejak lama digunakan oleh
para leluhur.
Biasanya batu meteor digunakna untuk pembuatan keris, tombak, pedang, dan senjata tajam lainnya.
Batu meteor digunakan sebagai bahan senjata karena mengandung titanium.