Kemudian beberapa bagian lain dari Masjid Plosokuning yang masih asli adalah tiang utama yang terbuat dari kayu jati, mimbar, tongkat, dan bedug.
Berbagai bentuk arsitektur masjid Jawa Plosokuning tidak hanya unik. Tapi, juga sarat nilai filosofi.
Khamudin menjelaskan, di bagian depan halaman masjid ada tiga undakan.
Baca Juga: Resep Membersihkan Hati yang Diajarkan Rasulullah SAW, Harus Mengingat Ini
Undakan pertama berjumlah tiga trap, kedua terdiri dari lima trap, dan yang ketiga enam trap.
Menurutnya, undakan pertama dengan tiga trap itu melambangkan Iman, Islam, dan Ikhsan.
Kemudian, undakan kedua dengan lima trap melambangkan Rukun Islam, dan undakan ketiga dengan 6 trap melambangkan Rukun Iman.
Sementara itu, keberadaan kolam di serambi masjid yang masih dipertahankan hingga sekarang juga ada fungsinya.
Pada zaman dulu, kolam di depan masjid berfungsi sebagai tempat wudhu. Setiap orang yang hendak masuk masjid harus melewati kolam itu.
"Tujuannya untuk membersihkan kaki," jelas Khamudin.
Baca Juga: TPS dan jumlah pemilih Pemilu 2024 dimungkinkan berkurang, KPU Bantul beberkan alasannya
Sebagai masjid tua dan bersejarah, Masjid Plosokuning pun masih memiliki mustaka masjid yang terbuat dari tanah liat berbentuk gada bersulur.
Sementara itu, bagian atap yang awalnya terbuat dari sirap atau tajuk, sejak tahun 1946 sudah diganti dengan genting.
Masjid Plosokuning sebagai masjid tua dengan arsitektur Jawa dan bersejarah, tidak hanya dilestarikan keaslian bentuknya.
Tapi, juga berbagai tradisi leluhur di masa lalu turut pula dijaga dan dilestarikan.