HARIAN MERAPI - Bagian terakhir atau ke-14 dari cerita hidayah akibat memetik buah terlarang, kebahagiaan yang didambakan bersm istri muda hasil nikah siri tak didapat.
Namun Karman justru harus menerim kenyataan pahit dan menutup mata dengan penyesalan
Perselisihan dalam rumah tangga Karman kian lama makin tak terbendung. Hal itu dipicu pula dengan kondisi usahanya yang tengah meredup.
Baca Juga: Akibat memetik buah terlarang 1, tergoda anak kos saat melihat pada pandangan pertama
Karman pun tak kuasa meladeni keinginan Sita, yang kesannya hanya mengada-ada. Bahkan perilaku Sita makin berani, dengan sesekali tidak pulang ke rumah tanpa memberitahu suaminya.
"Dari mana saja Ma, kok sampai tidak pulang semalam?" tanya Karman suatu pagi.
"Papa tidak perlu tahu, ini urusan Mama," jawab Sita dengan ketus.
"Bagaimana mungkin bukan urusanku, Mama itu masih istri Papa. Papa berhak tahu apa yang Mama lakukan di luar rumah."
Baca Juga: Akibat memetik buah terlarang 2, mendekati zina hingga terlibat hubungan gelap
Cek cok lagi dan cek cok lagi. Begitulah suasana sehari-hari rumah tangga Karman.
Hingga akhirnya Sita pergi dan tak pernah pulang ke rumah lagi. Putri semata wayang mereka diajak pula, termasuk seluruh harta yang bisa dibawa diangkut semua.
Kandas sudah rumah tangga Karman untuk yang keduakalinya. Ia termenung seorang diri di ruang tamu yang berantakan. Ada rasa penyesalan yang dalam, mengapa dulu ia meninggalkan Lastri.
Isri pertama yang begitu penurut dan tidak banyak tuntutan. Istri yang benar-benar solehah. Hanya gara-gara tak kuasa menahan gejolak birahi melihat kemolekan Sita, kini Karman harus menerima segala akibatnya.
Baca Juga: Akibat memetik buah terlarang 3, suami mendua dan menjadi budak nafsu sosok wanita lain
Tidak ada pilihan lagi bagi Karman kecuali kembali ke rumah orang tuanya. Sebenarnya ada rasa malu, ketika kakinya melangkah masuk ke pekarangan Pak Gondo.