Merasa dikejar dosa karena pernah membuang bayi hasil hubungan gelap dengan pacar saat masih kuliah

photo author
- Kamis, 23 Mei 2024 | 18:00 WIB
Ilustrasi cerita hidayah Merasa dikejar dosa karena pernah membuang bayi hasil hubungan gelap dengan pacar saat masih kuliah             (Sibhe)
Ilustrasi cerita hidayah Merasa dikejar dosa karena pernah membuang bayi hasil hubungan gelap dengan pacar saat masih kuliah (Sibhe)

HARIAN MERAPI - Cerita hidayah seorang wanita sukses namun merasa dikejar dosa akan kejadian masa lalunya.

Betapa tidak, ia pernah membuang bayi hasil hubungan gelap dengan pacar saat masih kuliah.

Hari itu Bu Fania datang lebih pagi dari biasanya. Sebagai seorang pimpinan sebuah perusahaan, menjelang akhir bulan banyak surat-surat yang harus dipelajari dan segera ditandatangani.

Baca Juga: Tak menyangka mendapat titipan bayi dari sepasang remaja yang tak dikenal

Suasana kantor masih sepi, sehingga Bu Fania bisa bekerja lebih tenang. Dia duduk di kursi kerjanya yang empuk. Saat akan membuka map pertama, matanya tertumbuk pada kalender di ujung meja. Hatinya pun berdesir melihat tanggal yang sengaja ia lingkari.

Bu Fania masih ingat betul, ada kejadian yang masih melekat di benaknya. Kala itu, dia bersama kekasihnya yang sama-sama masih kuliah, bersembunyi di rumah seorang bidan di pinggiran kota.

Masih terngiang jelas di telinganya, suara tangis bayi merah yang baru saja keluar dari rahimnya. Ya, tepat hari ini 17 tahun silam, ia melahirkan seorang jabang bayi perempuan, hasil hubungan gelap dengan sang pacar.

Karena takut dengan orang tuanya, mereka sepakat untuk menitipkan sang bayi pada sebuah keluarga sederhana. Awalnya ia masih sempat beberapa kali menemui putri mungilnya sekaligus memberi biaya perawatan.

Baca Juga: Tulus ikhlas untuk mengasuh anak pungut

Namun lantaran kesibukan kuliah dan takut ketahuan orang tuanya, maka dengan berat hati ia harus meninggalkan si buah hati.

Bahkan hubungan dengan pacarnya juga mengalami kegagalan. Namun ia akhirnya berhasil lulus dan kini melanjutkan usaha orang tuanya menangani sebuah perusahaan cukup besar.

Secara materi Bu Fania memang sukses besar. Kini segalanya bisa ia punya. Begitu pun dengan keluarga kecil yang sudah dibangunnya sejak 10 tahun silam.

Sekalipun sudahi ada dua bocah riang yang setiap hari menghiasi kehidupan rumah tangganya, tapi tetap saja ada perasaan mengganjal di hati Bu Fania. Ia merasa selalu dikejar dosa, setiap teringat pada anaknya yang kini entah dimana rimbanya.

Baca Juga: Buah kejujuran seorang pengemudi ojek online

Dan hari ini, mestinya menjadi hari berbahagia bersama putrinya tersebut, karena merupakan ulang tahunnya yang ke-17. Hari yang bagi seorang putri mestinya dirayakan secara istimewa.

"Apakah tekanan batin ini harus saya bawa sampai mati?" tanya Bu Fania dalam hati.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Filosofi laron dalam masyarakat Jawa

Senin, 28 April 2025 | 14:45 WIB
X