Taubat nasuha, artinya dan lima syarat yang harus dipenuhi, diantaranya menyesali atas dosa yang dilakukan

photo author
- Rabu, 15 November 2023 | 17:00 WIB
 Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M.Si, Dosen FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Sekretaris Dewan Pendidikan Kota Yogya, Ketua 3 ICMI DIY. (Dok. Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M.Si, Dosen FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Sekretaris Dewan Pendidikan Kota Yogya, Ketua 3 ICMI DIY. (Dok. Pribadi)

HARIAN MERAPI - Taubat nasuha apa artinya? Dan berikut ini lima syarat yang harus dipenuhi, diantaranya menyesali atas dosa yang dilakukan.

Secara bahasa, taubat bermakna kembali, artinya seseorang telah kembali kepada Allâh SWT dengan melepaskan hati dari belenggu yang membuatnya terus-menerus melakukan dosa kemudian melaksanakan semua hak Allâh Azza wa Jalla.

Sedangkan secara Syar’i, taubat adalah meninggalkan dosa karena takut pada Allâh, menganggapnya buruk, menyesali perbuatan maksiatnya, bertekad kuat
untuk tidak mengulanginya, dan memperbaiki apa yang mungkin bisa diperbaiki kembali dari amal dan perbuatannya.

Baca Juga: Wapres Ma'ruf Amin yakin TNI dan Polri netral meski anak Jokowi ikut Pilpres

Hakikat taubat yaitu perasaan hati yang menyesali perbuatan maksiat yang sudah terjadi/dilakukan, kemudian mengarahkan hati kepada Allâh Azza wa Jalla pada sisa usianya serta menahan diri dari dosa dan maksiat.

Taubat yang diperintahkan Allâh Azza wa Jalla adalah taubat nasuha (yang tulus) yang mencakup lima syarat; yakni

Pertama, dilakukan dengan ikhlas, artinya taubat yang mendorong seseorang untuk meningkatkan kecintaannya kepada Allâh Azza wa Jalla, pengagungannya terhadap Allâh, harapannya untuk pahala disertai rasa takut akan tertimpa adzab-Nya.

Ia tidak menghendaki dunia sedikitpun dan juga bukan karena ingin dekat dengan orang-orang tertentu. Jika ini yang dia inginkan maka taubatnya tidak akan diterima.

Baca Juga: Fakultas termuda di UGM ini soft launching produk-produk peternakan dalam rangkaian acara dies natalis

Karena ia belum bertaubat kepada Allâh Azza wa Jalla namun ia bertaubat demi mencapai tujuan-tujuan dunia yang dia inginkan.

Kedua, menyesali serta merasa sedih atas dosa yang pernah dilakukan, sebagai bukti penyesalan yang sesungguhnya kepada Allâh dan luluh di hadapan-Nya serta murka pada hawa nafsunya sendiri yang terus membujuknya untuk melakukan keburukan.

Taubat seperti ini adalah taubat yang benar-benar dilandasi akidah, keyakinan dan ilmu yang menjadikan seseorang kembali kepada fitrah kemanusiaannya.


Ketiga, segera berhenti dari perbuatan maksiat yang dia lakukan. Jika maksiat atau dosa itu disebabkan karena ia melakukan sesuatu yang diharamkan, maka dia langsung meninggalkan perbuatan haram tersebut seketika itu juga.

Baca Juga: Sudah dandan, pasangan pengantin di Kretek Bantul ditolak ijab qabul, ini sebabnya

Jika dosa atau maksiat akibat meninggalkan sesuatu yang diwajibkan, maka dia bergegas untuk melakukan yang diwajibkan itu seketika itu juga.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X