BERAGAM modus dilancarkan penjahat untuk menguras harta korban. Di Ponjong Gunungkidul, seorang lansia, Ny Landep (80) diperdaya oleh seorang pria yang mengaku sebagai teman anaknya.
Kebetulan saat itu Ny Landep sendirian di rumah, sehingga tak bisa berbuat banyak. Pelaku memang tidak melakukan kekerasan, melainkan dengan tipu daya, bahkan dimungkinkan menggunakan ilmu gendam.
Korban percaya begitu saja dengan pelaku dan mengira yang bersangkutan memang teman anaknya, sehingga tak ada kecurigaan. Bahkan, ketika korban diminta menunjukkan tempat menyimpan perhiasan, hal itu dipenuhi tanpa rasa curiga.
Baca Juga: Dampak erupsi Gunung Semeru, 699 warga masih mengungsi, begini kondisinya
Selanjutnya, pelaku meminta korban membuatkan minuman di dapur. Saat itulah dimanfaatkan pelaku untuk mencongkel tempat penyimpanan perhiasan emas dan uang.
Ny Landep terkejut ketika hendak menyajikan minuman, ternyata pelaku sudah tak ada di tempat. Diduga pelaku langsung kabur setelah mendapatkan perhiasan emas, ponsel dan uang. Kasus ini masih ditangani aparat kepolisian setempat.
Agaknya, pelaku penjahat profesional spesialis sasaran lansia yang sendirian. Boleh jadi, sebelum melakukan aksinya, pelaku telah melakukan survei di lokasi yang menjadi target sasaran.
Setelah dirasa kondusif, pelaku pun beraksi dengan pura-pura bertamu. Peristiwa di atas terjadi pada pagi hari sekitar pukul 09.00 pekan lalu.
Mengapa korban nurut begitu saja ketika pelaku memintanya menunjukkan tempat penyimpanan barang berharga ? Terlepas ada tidaknya unsur gendam, korban sudah berada dalam pengaruh pelaku, sehingga tak bisa berbuat banyak.
Tentu ini memudahkan pelaku melancarkan aksinya. Sebenarnya korban bisa mengecek pernyataan pelaku bahwa dirinya adalah teman anak korban. Mengapa juga korban saat itu tidak menelepon anaknya untuk melakukan kroscek ?
Baca Juga: Fantastis, Polda Riau amankan 800 kg sabu dalam 11 bulan, inilah prestasi Irjen Muhammad Iqbal
Namanya saja masih dalam pengaruh gendam atau semacamnya yang dilancarkan pelaku, sehingga tidak ada pikiran untuk kroscek. Justru itulah yang diharapkan pelaku, yakni korban tidak sempat untuk meminta pertolongan atau sekadar mengonfirmasi pernyataan pelaku.
Perampok bermodus bertamu, sebenarnya bukan fenomena baru. Dalam beberapa kasus, aksi pelaku berhasil lantaran korbannya langsung percaya bahwa tamunya adalah teman anak atau kerabat.
Pelaku akan berpikir ulang untuk melancarkan aksinya bila Ny Landep ditemani kerabatnya. Apalagi korban tergolong sudah tua, sehingga tidak bisa mengambil tindakan secara cepat. (Hudono)