Lima penyebab kufur nikmat, diantaranya karena kesombongan

photo author
- Senin, 7 November 2022 | 06:02 WIB
 Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dok. Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dok. Pribadi)

HARIAN MERAPI - Setiap anugerah dan rezeki yang didapatkan manusia harus selalu disyukuri.

Manusia memang berusaha sekuat tenaga untuk meraih harta dan kenikmaan lain, tetapi segala nikmat tidak luput dari kuasa-Nya.

Karena itulah, ketika nikmat berlimpah, seorang hamba tidak boleh terlena dan menyebabkan kesombongan diri tanpa bersyukur.

Baca Juga: Bersikaplah jujur dalam setiap keadaan

Kelalaian untuk bersyukur merupakan salah satu perilaku yang sangat dibenci oleh Allah.

Bahkan perilaku tersebut dikategorikan sebagai pengingkaran atau disebut kufur nikmat.

Allah memperingatkan secara tegas perilaku tersebut dalam firman-Nya:  

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS. Ibrahim, 14:7).

Di antara penyebab orang sulit bersyukur atau terjerembab ke dalam pusaran kufur nikmat adalah :

Pertama, memakan rezeki haram. Ketika hati ini sulit untuk bersyukur, perlu dicek; apakah ada sumber nafkah atau bahkan asupan yang haram masuk ke dalam tubuh kita?

Baca Juga: Tanda-tanda orang yang pandai syukur nikmat, di antaranya dengan perbanyak dzikrullah

Sudah kah kita yakin bahwa apa yang kita peroleh berasal dari sesuatu yang halal dan apa yang masuk ke dalam tubuh juga
sesuatu yang halal?

Jangan anggap remeh persoalan ini. Karena halal atau haramnya apa yang masuk ke dalam tubuh kita dapat berpengaruh terhadap perilaku kita sehari-hari.

Firman Allah SWT: “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu
dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.” (QS. Al-Baqarah, 2:172).

Kedua, tidak menghargai nikmat Allah, merasa semua yang dimiliki memang sudah semestinya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X