Untuk melindungi diri dari kaum munafik ini, seorang muslim wajib bersandar kepada Allah dan berusaha menyingkap tipu daya dan rencana busuk mereka.
Orang-orang munafik itu sangat pandai bersilat lidah dan membolak-balikkan kata-kata dengan maksud mempertahankan maksud dan tujuannya. (QS Al-Munafiqun, 63:1-11).
Baca Juga: Pengalaman Mistis Suka Ngupil di Tempat Ziarah, Dihadiahi Sebongkah Upil Gajah Oleh Penunggu Makam
Ketiga, orang kafir yang memerangi. Kaum kafir adalah pendukung kebatilan, setan dan berusaha mencelakakan orang Islam, sebagaimana firman-Nya :
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkankan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah”. (QS. Al-Anfal, 8:36).
Mereka saling tolong untuk memerangi umat Islam, sebagaimana firman-Nya : “Apakah mereka yang berpesan tentang apa yang dikatakan itu. Sebenarnya mereka adalah kaum yang melampaui batas”. (QS. Adz-Dzariyat, 51:53).
Untuk menghadapi kejahatan kaum kafir, seorang muslim harus meyakini bahwa sunnatul ibtila atas mukmin adalah suatu keniscayaan.
Di samping itu kita wajib membekali diri dengan tsiqah billah, husnudzdzan billah, bertawakal kepada-Nya, berdoa dan selalu mengikuti manhaj para ulama yang saleh.
Baca Juga: Cerita Lucu Ikut Vaksinasi Dikira Mau Naik Haji dan Kesiangan Gagal Makan Sahur Tempe pun Jadi Jamur
Keempat, syaitan yang selalu berusaha menyesatkan, sebagaimana firman-Nya :
“Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena
sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala”. (QS. Fathir, 35:6).
Setiap mukmin wajib mewaspadai dan menutup rapat semua pintu masuk yang dilalui syaitan, seperti marah, syahwat, ketergesa-gesaan, kikir, dan takabur.
Meningkatkan keikhlasan dalam setiap perbuatan dan tingkah laku juga merupakan salah satu upaya menghindari godaan syaitan dalam hidup ini.
Ingat, bahwa syaitan hanya menggoda orang-orang yang lalai dan yang banyak berputus asa dari rahmat Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Kelima, nafsu yang selalu menentang. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala : “Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lai Maha Penyayang”. (QS Yusuf, 12:53).