Harianmerapi.com – Perjalan Nabi SAW dalam Isra Mikraj bukan hanya perjalan spiritual.
Banyak hikmah yang dapat diambil di dalam peristiwa Isra Mikraj, di antaranya adalah kewajiban salat lima waktu.
Konon, dahulu semasa Nabi SAW melakukan Isra Mikraj, ketika sudah naik ke Sidratul Muntaha, perintah Salat adalah lima puluh kali selama 24 jam.
Namun sekembalinya Nabi SAW ke bumi, ia bertemu dengan para nabi terdahulu yang menyarankan untuk negosiasi kepada Allah SWT supaya Salat dijadikan lebih sedikit.
Baca Juga: Warga Sindet Trimulyo Bantul Peringati Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW di Masjid Baiturrahman
Alhasil, jadilah lima waktu saja, yaitu Dhuhur, Ashar, Maghrib, Isya’, dan Subuh dengan waktu yang telah ditentukan.
Kelima waktu wajib bagi umat Islam untuk mengerjakannya bagi yang sudah baligh.
Menurut Quraish Shihab, salat ibaratkan undangan dari Allah SWT kepada umat Islam.
Maka alangkah buruknya bagi orang yang diundang tetapi tidak mau mendatangi undangan tersebut.
Baca Juga: 3 Amalan Memperingati Isra Mikraj untuk Meningkatkan Iman dan Takwa, di Antaranya Sholat Khusyuk
Dan alangkah buruknya juga bagi orang yang diundang, lantas ia datang hanya saat mempunyai keperluan saja.
“Alangkah buruknya bagi orang yang diundang, yang tidak mau datang. Alangkah buruknya orang yang diundang, yang mau datang kecuali pada saat dia perlu,” ungkapnya dalam perbincangan yang dikutip dari Instagram @najwashihab, Senin (28/2/2022).
Pengwajiban Shalat bagi umat Islam tidak ubahnya Allah SWT berkata kepada umat manusia:
“Saya (Tuhan) hanya minta dia dating 5 kali sehari, waktunya 24 jam, sekali datang pada Saya tidak sampai 5 menit”.
Baca Juga: Nabi Muhammad SAW Dapat Perintah Sholat dalam Isra Mikraj, Berikut Keutamaan Khusyuk Saat Sholat