Gus Mus Menyampaikan Ajaran Islam Tentang Larangan Mencaci Orang yang Sudah Meninggal

photo author
- Minggu, 19 Desember 2021 | 19:00 WIB
 Gus Mus  (tangkapan layar GusMus Channel)
Gus Mus (tangkapan layar GusMus Channel)

harianmerapi.com - Islam mengajarkan kesopanan. Tidak hanya pada manusia yang masih hidup, tetapi juga pada mayat atau orang yang sudah meninggal.

Menjadi pertanyaan seperti apa kesopanan pada mayat. Banyak sekali kesopanan pada mayat.

Gus Mus menyampaikan diantaranya adalah larangan mencaci dan mengkritik orang yang sudah meninggal atau mayat.

Baca Juga: Bukan Cinta Sejati 11: Mengenang Kebahagiaan Malam Pengantin, Sekarang Tinggal Kenangan Pahit

Bagi Gus Mus tidak ada gunanya mencela dan mengkritik orang yang sudah meninggal. Orang tersebut sudah meninggal, kalau dikritik tidak akan berdampak apa-apa.

Sebab kritik maksudnya agar ada perbaikan, supaya tidak meniru. Sehingga kalau semacam itu maksudnya, kritik itu tidak diperlukan pada mayat.

Tinggal warga dikasih tahu jangan sampai seperti almarhum kelakuannya nanti dicaci dicela.

Baca Juga: Hore, Program Kartu Prakerja Lanjut di Tahun 2022 Begini Cara Daftarnya

"Jalan hidupnya jadi pergunjingan orang dan dicaci maki dari kejauhan, jangan seperti almarhum," kata dia.

Gus Mus menyampaikan ajaran Islam tentang larangan mencaci atau mencela orang yang sudah meninggal.

Diantaranya adalah hadits yang diriwayatkan Bukhari “Janganlah kalian mencela mayat karena mereka telah menjumpai apa yang telah mereka kerjakan,"

Baca Juga: Cerita Horor Pelaku Dunia Hitam Membuktikan Sendiri Adanya Siksa Kubur yang Dialami Temannya

Gus Mus mengatakan bahwa orang yang masih hidup saja tidak diperbolehkan digunjing atau dicela. Apalagi mencaci orang yang sudah meninggal.

Dia mengatakan meninggal berarti sudah pada akhir dari apa yang telah mereka lakukan atau ajal.

Orang yang meninggal sudah tutup buku. Dia sudah sampai pada akhir yang diperbuat. Cacian dan makian tidak akan merubah suatu keadaan. Jadi untuk apa keperluanya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Refleksi NgaSSo: dari Anak Sapi Emas ke Dewa Uang

Minggu, 19 Oktober 2025 | 06:52 WIB

Adam Turun ke Bumi, Hukuman atau Rahmat?

Sabtu, 27 September 2025 | 19:35 WIB

Kenapa Sulit Khusyuk dalam Shalat?

Sabtu, 13 September 2025 | 19:05 WIB

Bulan Muharam bulan istimewa bagi umat islam

Rabu, 25 Juni 2025 | 06:56 WIB
X