harianmerapi.com - Dalam mensifati akhlak Rasulullah Muhammad SAW, ‘Aisyah RA mengatakan: ”Akhlak beliau adalah Al-Quran”.
Rahasia kesuksesan seorang pemimpin pada khususnya dan kehidupan orang perorang sebagaimana dicontohkan Nabi kita terletak pada penyiapan jiwa,
pembentukan perasaan dan pendidikan akhlak yang kesemuanya dapat mengubah sikap pribadi pengikut-pengikut dan orang-orang yang ada di sekitarnya.
Baca Juga: Pemimpin yang Zalim 72: Isri Tercinta Tewas di Tangannya Sendiri, Semua Tinggal Penyesalan
Dengan jalan itu pulalah Nabi kita mengubah masyarakat Arab “jahiliyah” menjadi masyarakat yang berperadaban tinggi.
Di antara keluhuran sifat-sifat kemanusiaan Nabi yang penting ditumbuhsuburkan di antaranya :
Pertama, rahmat adalah jiwanya.
Rahmat pada diri Nabi bukan sekadar diakibatkan karena keyatimannya, melainkan suatu amal dan perangai yang tersusun rapi,
teratur dengan cara indah mengiringi wujudnya di alam ini yang dimulai sejak beliau dilahirkan sebagai seorang bayi yang yatim piatu.
Kedua, keadilan adalah syareatnya.
Baca Juga: Pengalaman Bikin Merinding, Nyaris Saja Bercinta dengan Gendruwo yang Nyamar Jadi Suami
Pada suatu hari datanglah seorang Badui dengan cara yang bodoh dan perkataan yang sangat menusuk:
”Hai Muhammad! Apakah harta ini harta Allah atau harta Bapakmu?”
”Mendengar pertanyaan yang sangat kasar itu Umar bin Khattab RA bukan main panas telinganya mendengar pertanyaan itu. Umar langsung saja maju dengan menghunus pedangnya. Tindakan yang demikian langsung dicegah Nabi SAW:
”Biarkan dia hai Umar, dia mempunyai hak dan berhak pula untuk berbicara!”