harianmerapi.com - Kebahagiaan seseorang sebenarnya datangnya dari hati dan perasaan orang yang bersangkutan. Hati dan perasaanlah yang dapat menentukan bahagia atau tidaknya seseorang.
Sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad SAW: “Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)”. (HR. Bukhari-Muslim).
Agar supaya segumpal daging itu tetap menjadi baik, maka setiap manusia harus senantiasa berikhtiar untuk menjaga dan meneliharanya dengan berbagai cara dan perbuatan. Keberhasilan menata hati inilah yang akan menjadikan seseorang merasakan hidup penuh kebahagiaan.
Baca Juga: Pernikahan yang Tak Direstui 8: Lalai Mengurus Rumah, Suami pun Diremehkan
Di antara hal-hal yang bisa dilakukan untuk “menjaga hati” agar tetap berbahagian di dalam hidup adalah: Pertama, tidak membenci. Jangan sekali-kali membenci seseorang hanya karena dia lebih baik dan lebih berprestas maupun karena pernah melakukan kesalahan.
Walaupun seseorang itu telah berbuat kesalahan kepadamu, namun sebaiknya tetaplah mendoakan dia untuk berubah dan menjadi baik. Janganlah kebencian itu menjadikan pudarnya persaudaraan sesama muslim.
Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala: “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat”. (QS. Al-Hujurat, 49:10).
Baca Juga: Misteri Rumah Kuna yang Ternyata Dihuni Bangsa Lelembut
Kedua, tidak berkeluh kesah. Orang-orang yang beriman janganlah mudah berkeluh kesah atas segala sesuatu yang menimpanya, karena apa yang kita alami adalah sebuah proses yang kita lalui, agar menjadi lebih dewasa dalam banyak hal, sebaliknya perbanyaklah berdoa kepada Allah SWT.
Sebagaimana firman Allah SWT: “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung”. (QS. Ali Imran, 3:200).
Selain itu, Allah SWT juga berjanji akan memberikan pahala yang besar kepada mereka yang bersabar dan tidak berkeluh kesah, sebagaimana firman-Nya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”. (QS. Al-Baqarah, 2:155).
Baca Juga: Gara-gara Bapak Suka Nonton Video Porno
Ketiga, berprasangka baik (positive thinking). Senantiasa berpikir positif meskipun kerap ditimpa musibah karena dari setiap persoalan kita dapat merasakan bahwa Allah tidak pernah memberi cobaan melebihi kekuatan kita, sebagaimana fiman-Nya : “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya”. (QS. Al-Baqarah, 2:286).
Rasulullah Muhammad SAW bersabda: “Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat).” (HR. Bukhari-Muslim).
Keempat, selalu memberi. Ikhlas memberi dan berbagi teristimewa di era pandemi covid-19 sekarang ini, walaupun kita tidak dalam kondisi berlebih, merupakan kunci hidup bahagia yang besar.